Selasa, 24 Mei 2011

Paradigma Pembangunan Pertanian Indonesia Masa Depan: Skenario, Strategi, dan Implikasinya

http://www.edowart-ferdiansahblogspot.com

Paradigma Pembangunan Pertanian Indonesia Masa Depan: Skenario, Strategi, dan
Implikasinya
(Paradigm on The Development of Coming Indonesian Agriculture: Scenarios, Strategies and Its Implications)
ABSTRACT The development of agricultural system through a complementary technofarming and eco-farming (so
called as eco-technofarming) approach is considered to be a plausible scenario to achieve agricultural development
which pursuing the vision of a knowledge and resources-based sustainable agriculture. At macro-policy level, as
expected to be a prime mover to strongly competitive national economy at global level, such vision of agricultural
development challenges the coming government to re-organize high level state institutions which is instrumental to
create a sound policy on food, agriculture and rural development that relate to transmigration program. Such steering
state institution is suggested to be a Ministry or Department of Food, Agriculture and Rural Community Development
(FAR-ComDev), instead of a committee like The Committee of Agriculture, Fishery, and Forestry Revitalization (Komite
Revitalisasi Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan) as under The United Indonesian Cabinet), in which subsectors of
crop, livestock and fresh water fishery being re-organized in such a way that policy on agricultural development considers
the wholeness of terrestrial (including tidal swamp) ecosystem, especially at rural areas. At implementation level, the
government is suggested to promote the establishment of model cooperation between herself (as policy maker),
research institution and university (as R and D contributor), entrepreneur or bank (as capital owner), and farmer (as
agricultural practitioner). Key words: Techno-ecofarming, Ministry or Department of Food, Agriculture, and Rural
Community Development, steering
ABSTRAK Pembangunan sistem pertanian melalui pendekatan yang komplementer antara teknofarming dan
ekofarming (disebut eko-teknofarming) dianggap sebagai skenario yang tepat untuk mencapai pembangunan pertanian
bervisikan pertanian berkelanjutan yang berbasis ilmu pengetahuan dan sumber daya. Pada tingkat makro, dengan
harapan menjadi penggerak utama ekonomi nasional yang kompetitif di tingkat global, visi pembangunan pertanian itu
menantang pemerintahan yang akan datang untuk mereorganisasi lembaga-lembaga tinggi negara yang penting bagi
penciptaan kebijakan pembangunan pangan, pertanian, dan perdesaan yang handal yang berkaitan dengan program
transmigrasi. Lembaga negara yang berfungsi steering itu disarankan berupa Kementrian atau Departemen Pangan,
Pertanian, dan Pembangunan Komunitas Perdesaan (PPP-Komdes), bukan sebuah komite seperti Komite Revitalisasi
Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan yang kini ada dalam Kabinet Indonesia Bersatu, yang dengannya subsektor
tanaman, ternak, dan ikan air tawar direorganisasi sedemikian rupa sehingga kebijakan pembangunan pertanian
mempertimbangkan kemenyeluruhan ekosistem daratan (termasuk lahan pasang surut), terutama di wilayah perdesaan.
Pada tingkat implementasi, pemerintah disarankan untuk mendorong pembangunan model kemitraan antara pemerintah
(sebagai pengambil kebijakan), lembaga penelitian dan universitas (sebagai kontributor litbang), wiraswastawan atau
bank (sebagai pemilik modal), dan petani (sebagai praktisi pertanian). Kata-kata kunci: Tekno-ekofarming, Kementrian
atau Departemen Pangan, Pertanian, dan Pengembangan Komunitas Perdesaan, steering PENDAHULUAN Dalam
artikel yang lain (”Paradigma Pembangunan Pertanian Indonesia Masa Depan: Visi dan Misi”), penulis
telah mengusulkan visi pembangunan pertanian berupa sistem pertanian berkelanjutan berbasis ilmu pengetahuan dan
sumber daya sebagai penggerak utama ekonomi nasional yang berdaya saing tinggi dalam tataran ekonomi global. Misi
pembangunan pertanian tersebut adalah sebagai berikut: mencukupi kebutuhan pangan dan gizi dalam negeri,
memperbaiki kualitas hidup bangsa Indonesia, khususnya masyarakat pertanian, memberikan kontribusi yang tinggi bagi
pertumbuhan ekonomi nasional, dan menunjukkan peran yang nyata dalam perbaikan kualitas lingkungan. Dengan visi
dan misi tersebut, paradigma pembangunan pertanian Indonesia masa depan adalah pembangunan pertanian
berkelanjutan yang berbudaya industri, berdaya saing global, dan berpendekatan ekosistem. Tulisan ini bermaksud
menguraikan bagaimana visi dan misi pembangunan pertanian masa depan tersebut dapat dicapai dengan
menggunakan ‘pendekatan logika intuitif untuk skenario' (an intuitive logics approach to scenarios). Dengan
pendekatan ini, setelah keputusan strategis berupa penetapan visi dan misi pembangunan pertanian berikut paradigma
barunya ditetapkan, faktor-faktor keputusan kunci (key decision factors) dan faktor lingkungan strategisnya yang berupa
kekuatan luar atau pengendali (environmental forces atau external forces/drivers) dicermati. Kemudian, logika skenario
dan skenario pencapaian visi dan misi pembangunan pertanian dengan paradigma baru tersebut dirumuskan.
Selanjutnya, berbagai strategi yang sesuai dengan rumusan skenario itu ditetapkan. Akhirmya, implikasi-implikasi yang
mungkin timbul difikirkan akibat adanya berbagai strategi yang digunakan. Pencermatan Lingkungan Strategis
Berdasarkan pendekatan di atas, faktor-faktor kebijakan kunci yang perlu dicermati mencakup lingkungan Indonesia
yang beriklim tropik, lahan pengembangan yang masih luas, sumber daya manusia yang banyak, IPTEK yang terus
dikembangkan, serta kebutuhan pangan nasional yang besar. Di antara faktor-faktor kunci ini, perlu dibedakan faktorfaktor
yang tergolong mengandung ketidakpastian (uncertainties) dan faktor-faktor yang dapat ditentukan
(predetermineds). Iklim yang sulit diperkirakan, kondisi politik dan ekonomi nasional yang masih kurang menguntungkan,
dan permintaan akan produk pertanian yang dapat berubah dan penuh persaingan tergolong ke dalam faktor-faktor yang
sarat dengan ketidakpastian. Faktor-faktor yang dapat ditentukan mencakup kualitas dan kuantitas sumber daya
manusia dan alam, taraf kemajuan IPTEK dan sistem informasi yang dimiliki, budaya makan konsumen, dan
produktivitas tanaman pertanian. Pencermatan lingkungan strategis yang menempatkan issues perdagangan global,
lingkungan, kemajuan IPTEK, sistem informasi, kebutuhan pangan dunia, dan otonomi daerah sebagai faktor-faktor
pengendali memberikan gambaran tentang besaran peluang (opportunity) dan ancaman (threat) bagi pembangunan
pertanian yang berwawasan agribisnis, sebagaimana yang tercermin dari paradigmanya. Selanjutnya, dengan
mempertimbangkan kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) yang dimiliki secara internal oleh subsektor ini,
kebijakan dan program pembangunannya diimplementasikan dengan mempertimbangkan berbagai skenario danlogikanya untuk mencapai visi pembangunan pertanian yang diusulkan tersebut. Hasil keempat komponen analisis
SWOT untuk mengembangkan pertanian dari sudut pandang agribisnis adalah sebagai berikut. Peluang Peluang
yang kita miliki untuk membangun pertanian dengan paradigma baru adalah sebagai berikut: (a) munculnya kawasan
Asia Pasifik sebagai kekuatan ekonomi baru yang potensial bagi pemasaran produk pertanian Indonesia; (b) adanya
penurunan peranan beberapa negara produsen pertanian pesaing Indonesia yang berarti meningkatkan kapasitas
kompetitif Indonesia; (c) adanya kemungkinan penurunan proteksi baik yang dilakukan oleh negara-negara maju
maupun oleh negara-negara berkembang sehingga akan memperluas pasar ekspor komoditi pertanian Indonesia; (d)
masih adanya kesempatan untuk meningkatkan produksi melalui pemanfaatan IPTEK, perluasan areal tanam, dan
peningkatan indeks pertanaman; (e) tersedianya plasma nutfah untuk sumber perbaikan varietas, baik untuk lahan subur
maupun lahan marginal; (f) iklim Indonesia yang tropis memberikan kesempatan untuk mengusahakan berbagai
tanaman sepanjang tahun; (f) ekosistem yang beragam antardaerah dengan keunggulan komoditi setempatnya dapat
menghasilkan berbagai produk untuk perdagangan antardaerah; (g) penekanan kehilangan hasil dan peningkatan
mutunya melalui perbaikan teknologi pascapanen dan pendekatan pemuliaan tanaman; (h) adanya kemauan politik
pemerintah untuk memperbaiki kinerja pertanian; (i) penggunaan produk pertanian yang semakin beragam, yakni untuk
pangan manusia dan bahan baku industri dan pakan ternak. Ancaman Tergolong sebagai ancaman bagi
pengembangan pertanian, khususnya agribisnis, adalah sebagai berikut: (a) persaingan yang semakin meningkat karena
jumlah produsen yang semakin meningkat; (b) harga produk pertanian yang relatif stabil dan tidak terlalu tinggi akibat
banyaknya produsen; (c) pengurangan permintaan produk akibat perubahan pola konsumsi; (d) tuntutan penggunaan
teknologi yang bergeser dari pihak produsen ke pihak konsumen, misalnya konsumen menginginkan produk pertanian
dengan spesifikasi tertentu (buah yang asam, berwarna jingga, bulat, dan sebagainya); (e) peningkatan kesadaran
konsumen akan lingkungan dan kesehatan sehingga menimbulkan tuntutan produk pertanian (pangan) yang bebas atau
tidak tercemari pestisida; (f) timbulnya hambatan teknis terselubung yang berupa kecenderungan negara maju
pengimpor pangan menggunakan perjanjian Technical Barrier to Trade (TBT) dan Agreement on Sanitary and
Phytosanitary Measures (SPS) dalam perdagangan (disguised restriction to trade) dan eco-labelling bagi ekspor produk
pertanian Indonesia; (g) informasi pasar yang cepat menjadi kendala bagi pengusaha untuk mengantisipasinya dengan
cara yang memadai; (h) iklim yang relatif sulit diramalkan sehingga menyebabkan ketidakpastian produksi pertanian; (i)
keterbatasan lahan pada masa-masa yang akan datang ditinjau dari segi luasan dan kesesuaiannya untuk produksi
pertanian; (j) kecenderungan upah pertanian yang semakin meningkat akibat produk manufaktur yang mahal; (k)
penghapusan subsidi yang dapat meningkatkan biaya produksi akibat meningkatnya harga sarana produksi. Kekuatan
Kekuatan Indonesia sehubungan dengan pembangunan pertaniannya adalah seperti di bawah ini: (a) kegiatan
pertanian dapat meningkatkan pendapatan petani dan menyerap tenaga kerja; (b) ekspor produk pertanian dapat
meningkatkan perolehan devisa negara; (c) lapangan kerja baru dapat ditimbulkan oleh kegiatan agroindustri; (d)
agroekologi Indonesia lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan negara lain sebagai pemasok produk pertanian;
(e) lahan pertanian tersedia dan dapat dikembangkan untuk pertanian dalam jumlah yang luas; (f) penduduk Indonesia
berjumlah banyak sehingga tenaga kerja untuk agribisnis pun akan cukup tersedia selain sebagai pangsa pasar produk
pertanian/agroindustri; (g) sektor pertanian terbukti lebih tangguh jika dibandingkan dengan sektor lainnya dalam situasi
krisis ekonomi. Kelemahan Pembentukan WTO menuntut setiap negara anggotanya untuk membuka pasarnya bagi
produk negara-negara lainnya. Akibatnya, dalam era perdagangan global akan terjadi persaingan yang ketat
antarprodusen, termasuk penghasil komoditi pertanian. Dalam era perdagangan global tersebut Indonesia memiliki
kelemahan sebagai berikut: (a) daya saing ekonomi yang rendah; (b) adanya kesenjangan mutu produk nasional
terhadap standar mutu internasional; (c) tidak adanya standar mutu bagi pangan impor; (d) adanya kesenjangan Standar
Nasional Indonesia (SNI) dengan standar mutu internasional; (e) kurangnya bahan baku (sarana produksi) yang cukup
dan kontinyu; (f) lemahnya pemanfaatan teknologi yang tersedia; (g) kurangnya tenaga profesional. Indonesia dengan
peluang dan kekuatan yang dimilikinya diharapkan dapat mengatasi ancaman dan kelemahan yang menghantuinya
untuk membangun pertanian. Optimisme ini cukup beralasan mengingat adanya faktor-faktor pendorong sebagaimana
yang telah dikemukakan.
Logika Skenario dan Skenario Pencapaian Visi Pembangunan Pertanian Dengan mempertimbangkan
kecenderungan perkembangan dalam pertanian tropika yang mengarah pada dua sistem pertanian yang tidak
berkelanjutan, yakni yang bermasukan eksternal tinggi (HEIA, high-external-input agriculture) atau, sebaliknya, yang
bermasukan eksternal rendah (LEIA, low-external-input agriculture), visi pembangunan pertanian Indonesia masa depan
dapat dicapai dengan melaksanakan empat alternatif skenario sebagai berikut: ecofarming, eco-ecofarming,
hitechfarming, dan ecofarming bersama technofarming (selanjutnya disebut eco-technofarming, yakni ecologically soundtechnofarming).
Di antara keempat skenario itu, eco-technofarming dianggap sebagai skenario yang tepat dan bijaksana,
yang logika skenarionya adalah sebagai berikut: "sistem pertanian berkelanjutan dengan pendekatan eco-technofarming
yang efisien dan saling melengkapi akan menjadi sektor yang andal bagi kecukupan pangan dan gizi serta perbaikan
kualitas hidup masyarakat, selain berkontribusi bagi perolehan produk domestik bruto (PDB) sektor pertanian yang tinggi
sehingga berperan bagi pertumbuhan ekonomi nasional dan perbaikan kualitas lingkungan". Karakteristik dari keempat
alternatif skenario tersebut dibedakan menurut taraf masukan teknologi versus keamanan lingkungan dan orientasi
agribisnis yang ingin dicapainya, yakni sebagai berikut. Skenario-1: Ecofarming sebagai Skenario yang Pesimistik
Skenario-1 mengusahakan pertanian multikomoditi (tanaman dan hewan) yang saling komplementer dan sinergik, dan
karenanya menghasilkan multiproduk, serta dapat dipasarkan meskipun hanya di dalam negeri. Dengan pendekatan
ecofarming, pelaku agribisnis diharapkan dapat mempertahankan keamanan pangan dan gizinya. Kebutuhan bidang
lainnya dapat dipenuhi pula dalam taraf yang minimal. Untuk mengatasi situasi rawan pangan dalam krisis ekonomi yang
terjadi saat ini, skenario ini merupakan pilihan terjelek yang memberikan harapan, oleh karena itu, disebut sebagai
skenario yang pesimistik. Lebih-lebih harga produk pertanian tertentu acap kali tinggi, padahal, tidak ada pengeluaran
usaha tani untuk pembelian agrokimia. Skenario ini dapat diambil dalam keadaan yang tidak mungkin melaksanakan
techno-farming karena, misalnya, tidak adanya masukan eksternal dan teknologi pertanian konvensional lainnya. Sistem
ini memerlukan waktu yang lama untuk mencapai ekosistem yang stabil sehingga lama pula mencapai keuntungan yang
stabil. Pendekatan ecofarming lebih mengutamakan standar keamanan lingkungan, tetapi tidak meremehkan standar
mutu produk. Pemilihan skenario ini menghadapi resiko pengadaan bahan pangan yang lambat dan jumlahnya yang
kurang pada waktu yang relatif singkat. Pendekatan ini kurang baik untuk jangka pendek, tetapi cukup baik dalam jangka
panjang. Namun, dengan pendekatan skala agribisnis yang lebih luas, lebih-lebih jika produk organiknya dapat diekspor,
jika skenario ini akan berlaku, akan diperoleh hasil dan keuntungan yang banyak untuk memenuhi keperluan pangan,
gizi, dan ekonomi konsumen/penduduk. Skenario-2: Eco-ecofarming (Economically Viable Ecofarming) sebagai
Skenario yang Utopis Skenario-2 mengusahakan pertanian multi-komoditi sebagaimana dalam Skenario-1, tetapi
dengan pemilihan komoditi yang unggul di pasar baik di dalam maupun di luar negeri. Pemilihan skenario ini bersifat
utopis karena varietas tanaman penghasil tinggi umumnya memerlukan masukan eksternal yang tinggi pula. Pendekatan
ini tampaknya tidak mungkin dalam jangka pendek, bahkan memerlukan waktu yang lama untuk mendapatkan varietas
tanaman dan spesies hewan unggulan yang akan dibudidayakan. Skenario-3: Hitechfarming sebagai Skenario yang
Optimistik Pendekatan hitechfarming dalam Skenario-3 akan menghasilkan produk dalam kuantitas, kualitas, dan
kontinuitas yang diinginkan konsumen meskipun harganya harus mahal, dan dengan dampak teknologi bagi kerusakan
lingkungan sangat minimal. Bagi pengusaha, skenario ini akan mendatangkan stabilitas keuntungan dengan daur
produksi yang cepat serta sangat efisien. Pendekatan ini memungkinkan pengungkapan potensi hasil komoditi yang
maksimal dengan pendekatan bioteknologi, demikian juga dengan keamanan lingkungan, sehingga disebut skenario
optimistik. Skenario-4: Eco-technofarming (Ecologically Sound-Technofarming) sebagai Skenario yang Bijaksana
Technofarming mengusahakan komoditi yang mengutamakan monokultur dengan teknologi konvensional (produk
revolusi hijau) yang jika memungkinkan juga didukung oleh bioteknologi. Usaha tani ini menjamin produktivitas yang
tinggi dalam waktu relatif singkat, tetapi padat modal. Kelemahannya berupa kerusakan lingkungan yang sulit dihindari
akibat penggunaan agrokimia yang tinggi. Sistem pertanian yang secara ekonomis efisien ini, secara ekologis tidak
berkelanjutan akibat daur ulang sumber daya terbatas atau tidak ada sama sekali. Technofarming dipandang rawan
dalam jangka panjang. Oleh karena itu, pemanfaatannya dalam Skenario-4 perlu diimbangi dengan aplikasi teknologi
yang ramah lingkungan, antara lain, dengan mendaur ulang limbahnya untuk dijadikan masukan usaha tani kembali.
Dalam skenario eco-technofarming ini, di tingkat usaha tani individual (farm level) sistem pertanian monokultur bisa jadi
berpendekatan technofarming. Namun, dalam tingkat wilayah (region level), usaha tani-usaha tani monokultur tersebut
harus berada dalam satu pengelolaan yang memungkinkan adanya pendaurulangan produk sampingnya berupa limbah
antarusaha tani. Jadi, dalam skenario ini, pengelolaan secara terpadu atas berbagai sistem usaha tani konvensional
dapat memperbaiki tingkat keramahan usaha tani itu secara keseluruhan terhadap lingkungan, tetapi dengan
produktivitas yang tinggi akibat pendekatan techno-farming oleh unit-unit usaha taninya masing-masing. Skenario-4
juga merujuk pada sistem pertanian ramah lingkungan (ecofarming) yang meskipun memanfaatkan masukan eksternal,
penggunaannya berlangsung dalam jumlah yang aman, seperti yang terjadi dalam sistem LEISA. Jadi, skenario ecotechnofarming
melaksanakan pendekatan techno-farming dan eco-farming secara simultan, yang akan mendatangkan
manfaat berupa keuntungan finansial yang tinggi, kondisi sosial yang berterima, dan keamanan lingkungan yang relatif
terkendali. Eco-technofarming diharapkan akan melahirkan berbagai model agroekosistem yang cukup ramah
lingkungan. Skenario ke-4 ini merupakan pendekatan yang memberikan jaminan bagi penyediaan pangan dalam negeri,
selain dapat menghasilkan devisa yang kontribusinya nyata bagi ketangguhan ekonomi nasional. Skenario ini juga
sangat memperhatikan standar mutu sehingga merupakan skenario bijaksana yang diusulkan untuk mencapai visi dan
misi pertanian masa depan. Strategi DAN IMPLEMENTASI Pembangunan Pertanian Masa Depan Berdasarkan
skenario yang bijaksana berupa aplikasi eco-technofarming, strategi pembangunan pertanian masa depan dirumuskan
secara makro dan mikro. Implikasi dari kedua strategi itu selanjutnya harus ditindaklanjuti pula. Strategi Pembangunan
Pertanian Masa Depan Secara makro strategi tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut: (1) penetapan kembali
paradigma pembangunan ekonomi menjadi berbasis sumber daya domestik, (2) pengendalian sistem moneter, (3)
regulasi di bidang investasi dan pemberian intensif bagi produsen, (4) intervensi dalam pengintegrasian sektor pertanian
dengan perekonomian global, (5) penciptaan iklim usaha yang kondusif bagi kegiatan agribisnis, termasuk peningkatan
keberpihakan lembaga keuangan kepada petani; (6) restrukturisasi Departemen Pertanian dengan "mengumpulkan"
kembali subsektor perikanan darat bersama dengan subsektor tanaman pangan, subsektor tanaman hortikultura,
subsektor tanaman perkebunan, dan subsektor peternakan disertai dengan perhatian pada SDM petaninya, (7)
peninjauan dan penetapan kembali tata ruang peruntukan lahan untuk pertanian dalam arti luas, (8) restrukturisasi
kelembagaan dan manajemen penelitian dan pengembangan sektor pertanian, (9) penerapan standar mutu produk
pertanian dan standar keamanan lingkungan, dan (10) penerapan otonomi daerah yang mendorong pada pemeliharaan
atau perbaikan sumber daya alam.. Diduga bahwa agribisnis yang akan mampu bersaing pada masa yang akan
datang adalah yang memiliki kriteria berikut: (1) melaksanakan prinsip efisiensi dan produktivitas tinggi, (2) menghasilkan
nilai tambah yang tinggi per satuan luas, (3) menggunakan teknologi yang sesuai dan ramah terhadap lingkungan, dan
(4) mempunyai jaringan kelembagaan yang professional tanpa KKN. Oleh karena itu, secara mikro strategi implementasi
pembangunan pertanian masa depan adalah sebagai berikut: (1) mengembangkan agribisnis berskala komersial yang
memanfaatkan potensi lahan dengan sebesar-besarnya, (2) meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian, (3)
meningkatkan mutu dan kontinuitas produk pertanian, (4) meningkatkan efisiensi produksi dan pemasaran produk
pertanian, (5) meningkatkan keterkaitan produksi pertanian dengan kegiatan agroindustrinya, dan (6) meningkatkan
kemampuan bersaing perusahaan agribisnis dalam memasarkan produknya melalui penguasaan informasi pasar,
pengembangan produk unggulan, perluasan negara tujuan ekspor produk, dan peningkatan mutu produk dan
lingkungannya. Implikasi Strategi Pembangunan Pertanian Masa Depan Implikasi dari strategi pendekatan makro
adalah perlunya tindakan-tindakan yang sesuai dengan paradigma baru pembangunan pertanian, yaitu (1) reformasi
administrasi publik; (2) peninjauan kembali berbagai peraturan dan perundangan yang tidak sesuai di semua jenjang dan
menggantinya dengan berbagai produk hukum baru yang lebih memadai; (3) peninjauan kembali tata ruang secara
keseluruhan yang ditindaklanjuti dengan penetapan dan pengendalian tata ruang baru bagi yang tidak sesuai; (4)
penetapan kebijakan pangan strategis sehubungan pencapaian ketahanan pangan nasional berbasis individu; (5)
pembangunan kurikulum pendidikan pertanian yang sesuai dengan kebutuhan teknologi pertanian yang diinginkan; (6)
pengintegrasian litbang pendidikan tinggi dan lembaga lainnya (departemen dan nondepartemen) dengan sektor
agribisnis praktis yang didukung oleh kebijakan yang memadai dari pemerintah; (7) penjaminan akses petani kepada
sumber pembiayaan usaha tani baik kepada lembaga perbankan maupun melalui kerja sama dengan pengusaha
swasta. Implikasi dari strategi pendekatan mikro adalah perlunya tindakan-tindakan sebagai berikut: (1)
penginventarisasian kembali kualifikasi sumber daya alam dan manusia serta taraf penguasaan teknologi pertanian dan
agroindustri; (2) peningkatan peran penelitian dan pengembangan di sektor pertanian dalam arti luas; (3) pengadaan
sarana dan prasarana produksi pertanian yang cukup dan serasi dengan kebutuhan; (4) pembangunan dan
pengendalian berbagai model agroekosistem (terpadu) yang berkelanjutan; (5) pengkoordinasian berbagai lembaga
yang terkait dalam sistem produksi pertanian; (6) pengembangan sistem informasi pertanian dalam arti luas; (7)
pemasyarakatan diversifikasi pangan dalam rangka memantapkan ketahanan pangan yang berbasis individu.
SIMPULAN Pembangunan sistem pertanian berpendekatan eco-technofarming yang dilaksanakan secara
komplementer dan sinergis (antara ecofarming dan technofarming) dinilai sebagai skenario bijaksana untuk mencapai
visi pembangunan pertanian berupa sistem pertanian berkelanjutan berbasis ilmu pengetahuan dan sumber daya
sebagai penggerak utama ekonomi nasional yang berdaya saing tinggi dalam tataran ekonomi global. Dengan visi
pembangunan pertanian itu, pemerintah dituntut untuk menetapkan paradigma pembangunan ekonomi yang berbasis
pada kekuatan sendiri, yakni sumber daya manusia dan alam domestik. Dalam rangka kelanjutan reformasi pertanian,
diperlukan reorganisasi lembaga tinggi negara untuk menghasilkan kebijakan pangan, pertanian, dan pembangunan
manusia perdesaan yang dikaitkan dengan program transmigrasi. Lembaga tinggi negara yang melaksanakan fungsi
steering ini disarankan berbentuk kementrian atau departemen dengan sebutan Kementrian atau Departemen Pangan,
Pertanian, dan Pengembangan Komunitas Perdesaan (PPP-Komdes), bukan sebuah komite seperti Komite Revitalisasi
Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan seperti yang kini ada. Dalam departemen yang diusulkan itu subsektor tanaman,
peternakan, dan perikanan darat digabungkan kembali agar kebijakan pembangunan pertanian selalu
mempertimbangkan keutuhan ekosistem darat, termasuk ekosistem lahan pasang-surut, terutama di wilayah perdesaan.
Pembangunan pertanian masa depan sebagai subsistem agribisnis hendaknya didukung oleh subsistem masukan dan
berbagai lembaga yang terkait di stratum hulunya, sedangkan di stratum hilirnya ditopang oleh subsistem perdagangan
hasil, agroindustri, dan perdagangan produk agroindustri. Oleh karena itu, diperlukan adanya berbagai model pembinaan
agribisnis swasta berbasis penelitian dan pengembangan yang didukung oleh pemerintah, misalnya, dalam bentuk
kemitraan antara pemerintah (sebagai pemberi dukungan kebijakan), lembaga penelitian dan universitas (sebagai
sumber daya penelitian dan pengembangan), dan pengusaha atau perbankan (sebagai pemodal) yang melibatkan
petani (sebagai pelaksana di tingkat operasional usaha taninya).
DAFTAR PUSTAKA Alif, S. 1990. Tantangan pembangunan pertanian dalam menghadapi globalisasi. Pangan 6 (Vol.
II): 42 - 48. Badan Agribisnis, Departemen Pertanian. 1998. Rencana Strategis (Program dan Kegiatan Badan Agribisnis
TA 1999/2000 - 2001/2002). Jakarta. Departemen Pertanian. 2000. Kebijakan dan Program Utama Pembangunan
Pertanian. Jakarta. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Hortikultura, Departemen Pertanian. 1999. Kebijaksanaan
Pembangunan Subsektor Tanaman Pangan dan Hortikultura. Fahey, L. and R. M. Randall. 1998. Learning from The
Future Competitive Foresight Scenarios. John Wiley & Sons, Inc. New York. Hartono, C.F.G.S. 1994. Aspek globalisasi
perdagangan internasional dan regional yang berkaitan dan berpengaruh pada masalah pangan dan pertanian di
Indonesia. Pangan 20 (Vol. V): 41 - 49. Imamura, N. 1999. Agricultural policy reform, new legislation to change the face
of Japanese farming. Look Japan 521 (Vol. 45): 4-9. Menteri Pertanian RI. 2000. Memposisikan Pertanian sebagai
Poros Penggerak Perekonomian Nasional: Penajaman Kebijakan dan Program Pembangunan 2000-2004. Departemen
Pertanian. Jakarta. Mugnisjah, W.Q. 1999. Paradigma baru pembangunan pertanian Indonesia. Naskah bahan diskusi
di Kantor Menteri Negara Pangan dan Hortikultura. Jakarta. Mugnisjah, W.Q. dan Sudradjat. 2000. Penilaian kritis
terhadap kebijakan pembangunan tanaman pangan dan hortikultura. Makalah dalam Diskusi Pakar Arah Pembangunan
Pangan dan Hortikultura. Bandung. 8 Maret 2000. Mugnisjah, W.Q., Suwarto, dan A.S. Solihin. 2000. Agribisnis
Terpadu Bersistem LEISA di Lahan Basah: Model Hipotetik. Bul. Agron. XXVII (2): 49-61. Prakosa, M. (Menteri
Pertanian RI). 1999. Kebijakan pembangunan pertanian sebagai poros penggerak pembangunan nasional pada era
transparansi global. Makalah pada “Simposium Nasional Inovasi Pertanian dan Pameran Aneka Produk Unggulan
1999”. Surabaya, 24 November 1999. Ringland, G. 1998. Scenario Planning Managing for The Future. John
Wiley & Sons. Chichester. Saefuddin, A.M. 1998. Pembangunan pangan dan pertanian. Seminar dan Lokakarya
Nasional Perguruan Tinggi Pertanian Menjawab Tantangan Krisis Pangan Nasional. Bogor, 13-14 Juli 1998. Saragih, B.
1996. Pertanian Abad 21 : Agribisnis, cara baru melihat pertanian. Pangan 27 (Vol. VII): 8 - 16. Soekartawi. 1996.
Strategi ganda dalam pengembangan agribisnis di Indonesia. Pangan 27 (Vol. VII): 50 - 58. The World Bank. 1998.
Indonesia in Crisis, A Macroeconomic Update. Washington, D.C.
Van der Heijden, K. 1996. Scenarios, The Art of Strategic Conversation. John Wiley & Sons. Chichester.
http://kecubung6.com - ::: kecubung6.com :: : :: Prof. DR. Ir. Wahju Qamara MugnisPjaohw, eMre.Adg bry. :M: :a :m: ©b ocopyleft 2006 ::: Generated: 24 May, 2011, 16:16

Masa Depan Pertanian Indonesia, Sebuah Catatan dari Jepang

http://www.edowart-ferdiansahblogspot.com





Institute for Science and Technology Studies (ISTECS) chapter Japan di penghujung akhir tahun 2006 ini kembali menggelar diskusi. Dalam diskusi yang berlangsung pada tanggal 17 Desember 2006 ini menghadirkan beberapa pembicara kunci yang bersentuhan langsung dengan dunia pertanian di Indonesia maupun di Jepang, mereka adalah Dr. Achmad MS (tenaga ahli Menteri Pertanian RI) , Dr.Rudi Lumanto (staf khusus Menteri Pertanian RI) dan Drh.Pudjiatmoko,Phd (Atase Pertanian KBRI Tokyo). Kabar Dunia Pertanian Indonesia Saat ini

Dr. Rudi Lumanto dalam pemaparannya antara lain mengemukakan betapa pentingnya solusi menghadapi masalah pertanian di Indonesia dalam bentuk kepedulian pada petani. Karena itu banyaknya program pemerintah yang memihak petani (bantuan kredit petani, asuransi pendidikan, subsidi benih, bantuan langsung masyarakat dalam bentuk LM3) menjadi solusi yang diharapkan berdampak positif bagi upaya peningkatan produktivitas petani. Hal menarik lain menurut Rudi Lumanto dan sudah dicontohkan Menteri Pertanian Anton Apriantono adalah melakukan pendekatan langsung kepada petani untuk mengetahui secara real kehidupan petani dan apa yang sebenarnya dibutuhkan petani. Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk kegiatan langsung Menteri bersama petani, antara lain berkunjung ke rumah-rumah petani bahkan tidur di rumah petani, berpola hidup sederhana, sampai solat subuh berjamaah. Dari sinilah Menteri Pertanian mengetahui langsung persoalan petani yang sesungguhnya sehingga berbagai solusi akan lebih tepat sasaran dan mendorong harapan meningkatnya produktivitas para petani. Bahkan Nomor hand phone Menteri juga diberikan langsung kepada petani. Sehingga laporan dari masyarakat bisa dipantau secara langsung.

Sementara Dr.Ahmad MS mengemukakan bahwa kerangka besar Departemen Pertanian sesungguhnya merujuk pada Visi yang diembannya. Kementerian Pertanian kali ini mengusung visi menjadikan Departemen Pertanian yang peduli terhadap kesejahteraan masyarakat pertanian melalui penyelenggaraan birokrasi yang bersih dalam pembangunan pertanian berkelanjutan. Dari visi ini terdapat tiga hal penting yang menjadi konsentrasi Departemen Pertanian saat ini. Ketiga hal tersebut adalah (1) pentingnya kepedulian terhadap kesejahteraan petani, (2) penyelenggaraan birokrasi yang bersih, dan (3) pembangunan pertanian yang berkelanjutan. Visi inilah yang kemudian diterjemahkan secara lebih operasional dalam bentuk misi dan program kerja Departemen Pertanian.

Dalam konteks kepedulian ini Dr.Ahmad mengemukakan langkah Deprtemen Pertanian (Deptan) dengan meningkatkan anggaran bagi petani sehingga mencapai 500 milyar rupiah untuk tahun 2006 ini. Anggaran ini realisasisnya digunakan dengan rincian 250 milyar untuk dana penjaminan dan 250 milyar digunakan utk subsidi benih. Dengan kebijakan ini petani tidak lagi dibebankan dengan jaminan atau agunan ketika meminjam uang untuk kepentingan pertaniannya. Mengenai birokrasi yang bersih, menurut Dr.Ahmad hal ini dilakukan dengan tidak ada satupun CPNS yg masuk dengan cara KKN, sebab dilakukan secara transparan dan dengan ketatnya seleksi kelulusan melalui tes dan mempertimbangkan CPNS dengan nilai Indkes Prestasi Komulatifnya yang tinggi. Selain itu, pergantian jabatan juga berlangsung dengan menerima masukan dari seluruh lapisan masyarakat melalaui nomor hand phone Menteri. Menurut Dr.Ahmad Saat ini orang-orang di Deptan tidak ada yang ewuh pekewuh karena proses masuknya tidak melalui KKN. Karena prestasi Deptan yg bagus DPR mendukung program Deptan hingga menyetujui anggaran pertanian mencapai 6,7 atau 8, 6 Triliun. Pada tahun 2007 nanti bisa mencapai 10 triliun lebih. Ini angka tertinggi dalam sejarah Pertanian.

Berbagai kebijakan Departemen pertanian sesungguhnya secara operasional diterjemahkan melalui Misi dan Program Departemen Pertanian tahun 2005-2009. Misi Departemen Pertanian menurut Dr.Ahmad adalah untuk periode pembangunan Pertanian 2005-2009 adalah (1)mewujudkan Birokrasi petani profesional dan memiliki integritas moral, (2) mendorong pembangunan pertanian yang tangguh dan berkelanjutan, (3) memfasilitasi terwujudnya ketahanan pangan melalui peningkatan produksi. Sementara untuk program pertanian tahun 2005-2009 adalah (1) meningkatkan ketahanan pangan, (2) meningkatkan ketahanan agrobisnis dan (3) peningkatan kesejahteraan petani. Dr.Ahmad lebih kanjut mengemukakan bahwa untuk mencapai program yang bagus tersebut dibutuhkan Sumber Daya Manusia Pertanian yang unggul yakni yang memiliki kekuatan spiritual, kekuatan intelektual, kekuatan emosional dan kekuatan jasad.

Ketika menjawab pertanyaan masyarakat Indonesia di Jepang mengenai kendala pelaksanaan program, Dr.Rudi Lumanto mengemukakan bahwa ternyata dalam realisasi program LM3 petani menyalahgunakan LM3 antara lain dengan cara bagi-bagi uang antar petani , bahkan tragisnya ada yang untuk hajatan. Oleh karena itu menurut staf khusus Menteri Pertanian ini, salah satu solusi terpenting adalah perlu program peningkatan penyuluh petani.

Sementara menjawab pertanyaan masyarakat Indonesia lainya yang hadir di forum diskusi ISTECS yang diselenggarakan di musim dingin ini Dr.Ahmad mengemukakan bahwa target tahun 2007 antara lain berupaya keras agar lahir Undang-undang & Peraturan Menteri Pertanian yg memihak petani. Program pemberian beasiswa juga mengemuka dalam diskusi yang berlangsung saat musim dingin itu. Untuk tahun 2007 akan diberikan beasiswa khusus bagi anak petani. Selain itu dalam rangka meningkatkan produktivitas petani Deptan juga akan melakukan recruetment tenaga penyuluh kontrak sebanyak 60.000 orang . Untuk tenaga penyuluh ini proses pelamaran tidak ada yang diperkenankan langsung ke Deptan tetapi semuanya harus melalui PO BOX.

Catatan Dari Jepang

Dalam kesempatan tanya jawab dengan masyarakat Indonesia di Jepang, Drh.Pudjiatmoko, Phd (Atase pertanian KBRI Tokyo), mengemukakan bahwa Atase melakukan kerjasama dengan Jepang antara lain dalam bentuk pengiriman trainee pemuda petani Indonesia untuk melakukan magang tani di Jepang. Mereka para trainee tani ini jumlahnya mencapai 50-60 orang pertahun. Kerjasama juga dilakukan selain dengan JAEC juga dengan asosiasi petani di Jepang antara lain diwilayah Fukui, Nigata, Gunma, dan Kumamoto. Para tranee petani ini masih muda dan diharapkan memiliki pengalaman berharga untuk dikembangkan di Indonesia. Menurut alumni Gifu Uiniversity ini, mereka yangg dikirm ke Jepang harus mempunya pengalaman 5 tahun sebagai petani di Indonesia atau memeiliki pengalaman bertani mengikuti orang tuanya. Beberapa alumni trainee tani di Jepang ini menurut Pudiatmoko berhasil melakukan penanaman tomat dengan metode hydroponic di wilayah Lembang-Bandung, Jawa Barat. Produk mereka disebut Japanese tomato dan dipasarkan disejumlah pasar swalayan di Indoensia. Selain itu atase pertanian juga membantu dan memfasilitasi delegasi Indonsia ke Jepang dalam kerjasama dengan lemabaga-lembaga di Jepang, contohnya pengadaan peralatan lalat buah sehingga buah-buahan Indonesia diharapkan bisa masuk ke Jepang.

Jika kita belajar dari majunya dunia pertanian di Jepang, ternyata program pengiriman trainee juga pernah dilakukan pemerintah Jepang di awal abad 20 (?). Pemerintah Jepang mengirim petaninya ke sejumlah negara Eropa dan Amerika. Walhasil kini dunia pertanian Jepang mengalami kemajuan yang mengagumkan. Dalam konteks ini kunjungan tenaga ahli Menteri Pertanian RI ke Jepang merupakan langkah yang strategis untuk mengetahui lebih dekat dunia pertanian Jepang. Bahkan termasuk mengunjungi secara real kondisi para trainee tani yang ada di sejumlah daerah di Jepang. Beberapa hal menarik dari Jepang tentu saja telah ditemukan, tinggal kita berharap agar hubungan anatar Indonesia dan jepang dibidang pertanian mampu membuahkan hasil bagi kemajuan pertanian Indonesia yang memang merupakan negara agraris terbesar di dunia.

Teknik Identifikasi Masalah dalam Penelitian

http://www.edowart-ferdiansahblogspot.com



Identifikasi masalah adalah salah satu proses penelitan yang boleh dikatakan paling penting diantara proses lain. Masalah penelitian akan menentukan kualitas dari penelitian, bahkan juga menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau tidak. Masalah penelitian secara umum bisa kita temukan lewat studi literatur atau lewat pengamatan lapangan (observasi, survey, dsb). Skripsi untuk level S1 seharusnya didesain untuk memecahkan masalah yang lebih riil dan sifatnya applied. Mahasiswa cukup fokus ke masalah yang ada di sekitarnya. Kalau jurusan kita di computing, kita lakukan saja observasi di lingkungan kita. Misalnya universitas, dosen, dan mahasiswa itu punya masalah apa yang kira-kira bisa kita pecahkan dengan teknologi informasi dan aplikasinya. Intinya kita harus kejar terus masalah penelitian ini, dan jangan lupa bahwa masalah yang kita identifikasi tersebut benar-benar menjadi masalah yang harus dipecahkan, bukan masalah yang kita ada-adakan. Masih agak bingung? Ok saya coba jelaskan secara detail dan pelan-pelan bagaimana proses identifikasi masalah ini.

Masalah penelitian bisa didefinisikan sebagai pernyataan yang mempermasalahkan suatu variabel atau hubungan antara variabel pada suatu fenomena. Sedangkan variabel itu sendiri dapat didefinisikan sebagai pembeda antara sesuatu dengan yang lain. Ketika kita mengambil topik penelitian untuk membedakan raut muka mahasiswa yang lagi bokek dan mahasiswa yang lagi banyak uang, kita punya variabel "raut muka” dan variabel "keadaan keuangan”. Nah kita ingin tahu hubungan dua variabel ini, jadilah itu sebuah masalah penelitian ;)

Lha terus sumber masalahnya dari mana datangnya? Sumber masalah penelitian bisa muncul dari tiga hal (Ranjit Kumar, 1996):
1. Masalah Yang Ada di Manusianya Sendiri (People and Problem)
Kita harus hati-hati supaya tidak terjebak ke masalah di sekitar manusia yang bukan penelitian. Tapi juga jangan "saklek”, karena masalah manusia yang tadinya bukan masalah penelitian bisa kita "goyang sedikit" menjadi masalah penelitian. Contoh, mahasiswa punya masalah pokok yaitu "kekurangan uang". Ini bisa kita "konversi" menjadi masalah penelitian misalnya menjadi :
o Mendeteksi raut muka mahasiswa bokek dengan face recognition system
o Model bisnis di Internet dengan modal kecil untuk mahasiswa

2. Masalah di Cara, Teknik dan Struktur Kerja (Program)
Teknik dan struktur kerja yang bermasalah tentu juga bisa menjadi masalah penelitian. Contoh, dosen-dosen saking sibuknya ternyata kesulitan menemukan satu waktu yang pas untuk meeting bulanan di universitas. Nah ini jadi masalah penelitian, approachnya nanti kita bisa kembangkan satu aplikasi scheduling dengan sedikit sistem pakar didalamnya yang secara otomatis memberikan beberapa alternatif waktu meeting yang pas untuk semua. Masalah lain misalnya, sistem informasi manajemen di universitas kita ada masalah. Nggak bisa online bekerjanya dan nggak sesuai dengan business process sebenarnya yang dilakukan oleh para staff dalam mengelola administrasi sekolah. Nah software dan sistem ini kita perbaiki supaya sesuai dengan yang dibutuhkan. Sistem parkir di Mal yang tidak bisa mendeteksi mana area parkir yang kosong, bisa jadi masalah penelitian yang menarik juga.

3. Fenomena yang Terjadi (Phenomenon)
Fenomena yang ada di sekitar kita juga bisa menjadi masalah penelitian yang menarik. Contoh, fenomena bahwa situs portal yang dikembangkan di perusahaan-perusahaan ternyata sepi pengunjung. Nah ini adalah sebuah fenomena, untuk meningkatkan traffic, misalnya bisa dengan memainkan bebrapa teknik supaya search engine mau menengok situs kita, ini sering disebut dengan Search Engine Optimization. Nah dari sini kita sudah dapat judul: "Mengembangkan situs portal traffic tinggi dengan teknik Search Engine Optimization (SEO)”. Fenomena lain lagi, proses pendeteksian golongan darah untuk skala besar (massal) misalnya untuk seluruh mahasiswa universitas yang mencapai 5000 orang ternyata memakan waktu yang sangat lama. Ini sebuah fenomena, kita beri solusi dengan software sistem yang menggunakan beberapa teknik artificial intelligence yang memungkinkan pendeteksian golongan darah ini. Sehingga 5000 orang bisa kita proses dalam beberapa jam misalnya.


Supaya masalah penelitian yang kita pilih benar-benar tepat, biasanya masalah perlu dievaluasi. Evaluasi masalah penelitian biasanya berdasarkan beberapa parameter dibawah (Ronny Kountur, 2007) (Moh. Nazir, 2003):
1. Menarik.
Masalah yang menarik membuat kita termotivasi untuk melakukan penelitian dengan serius.

2. Bermanfaat.
Penelitian harus membawa manfaat baik untuk ilmu pengetahuan maupun peningkatan kesejahteraan dan kualitas kehidupan manusia. Penelitian juga diharapakan membawa manfaat bagi masyarakat dalam skala besar (secara nasional maupun internasional), maupun secara khusus di komunitas kita (kampus, sekolah, kelurahan, dsb). Hindari penelitian yang tidak membawa manfaat kepada masyarakat.

3. Hal Yang Baru.
Ini hal yang cukup penting dalam penelitian, bahwa penelitian yang kita lakukan adalah hal baru, solusi yang kita berikan adalah solusi baru yang apabila kita komparasi dengan solusi lain, bisa dikatakan lebih efektif, murah, cepat, dsb. Bisa juga kebaruan ini diwujudkan dengan perbaikan dari sistem dan mekanisme kerja yang sudah ada. Hindari redundant research, meneliti hal yang sama persis dengan yang dilakukan oleh orang lain. Ya ini namanya nyontek alias plagiasi skripsi.

4. Dapat Diuji (Diukur).
Ini biasanya hal yang terlupakan, supaya proses penelitian kita sempurna, masalah penelitian beserta variabel-variablenya harus merupakan sesuatu yang bisa diuji dan diukur secara empiris. Kalau kita melakukan penelitian korelasi, nah korelasi antara beberapa variabel yang kita teliti juga harus diuji secara ilmiah dengan beberapa parameter.

5. Dapat Dilaksanakan.
Nah ini juga faktor penting. Masalah yang bagus berkualitas, jadi lucu dan naif kalau akhirnya secara teknik penelitian tidak bisa dilakukan. Dapat dilakukan ini berkaitan erat dengan keahlian, ketersediaan data, kecukupan waktu dan dana. Hindari research impossible ;)

6. Merupakan Masalah Yang Penting.
Ini agak sulit mengukurnya, tapi paling tidak ada gambaran di kita bahwa jangan sampai melakukan penelitian terhadap suatu masalah yang tidak penting.

7. Tidak Melanggar Etika.
Yang terakhir adalah masalah etika. Penelitian harus dilakukan dengan kejujuran metodologi, prosedur harus dijelaskan kepada obyek penelitian, tidak melanggar privacy, publikasi harus dengan persetujuan obyek penelitian, tidak boleh melakukan penipuan dalam pengambilan data maupun pengolahan data

Metode Ilmiah

http://www.edowart-ferdiansahblogspot.com


Metode ilmiah boleh dikatakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. Karena ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh interelasi yang sistematis dari fakta-fakta, maka metode ilmiah berkehendak untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan kesangsian sistematis. Karena itu, penelitian dan metode ilmiah mempunyai hubungan yang dekat sekali, jika tidak dikatakan sama. Dengan adanya metode ilmiah, pertanyaan-pertanyaan dalam mencari dalil umum akan mudah terjawab, seperti menjawab seberapa jauh, mengapa begitu, apakah benar, dan sebagainya.
Menurut Almadk (1939),” metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Sedangkan Ostle (1975) berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi.”
Metode ilmiah dalam meneliti mempunyai kriteria serta langkah-langkah tertentu dalam Metode ilmiah bekerja. seperti di bawah ini.
Kriteria
1. Berdasarkan fakta
2. Bebas dari prasangka
3. Menggunakan prinsip-prinsip analisa
4. Menggunakan hipolesa
5. Menggunakan ukuran objektif
6. Menggunakan teknik kuantifikasi
Selama berabad-abad, orang berdasarkan keyakinan mereka pada interpretasi mereka tentang apa yang mereka lihat terjadi di dunia di sekitar mereka tanpa pengujian ide-ide mereka untuk menentukan validitas teori-teori ini - dengan kata lain, mereka tidak menggunakan metode ilmiah untuk sampai pada jawaban mereka pertanyaan. Sebaliknya, kesimpulan mereka berdasarkan pengamatan belum teruji.
Di antara ide-ide, setidaknya sejak zaman Aristoteles (abad ke-4 SM), orang (termasuk ilmuwan) percaya bahwa makhluk hidup sederhana bisa datang menjadi ada oleh generasi spontan. Ini adalah gagasan bahwa benda-benda non-hidup dapat menimbulkan organisme hidup. Itu biasa "pengetahuan" bahwa organisme sederhana seperti cacing, kumbang, katak, salamander amd bisa datang dari debu, lumpur, dll, dan makanan ditinggalkan, cepat "menyerbu" dengan kehidupan. Sebagai contoh:
Pengamatan: Setiap tahun di musim semi, Sungai Nil membanjiri daerah Mesir sepanjang sungai, meninggalkan lumpur yang kaya nutrisi yang memungkinkan orang untuk tumbuh tahun tanaman itu makanan. Namun, seiring dengan tanah berlumpur, sejumlah besar kodok muncul yang tidak ada di masa kering.
"Kesimpulan": Sudah sangat jelas bagi orang-orang yang saat itu bahwa tanah berlumpur memunculkan katak.
Observasi: Dalam banyak bagian Eropa, petani abad pertengahan disimpan gandum di lumbung pangan dengan atap jerami (seperti rumah Shakespeare). Sebagai atap usia, tidak jarang untuk itu untuk mulai bocor. Hal ini bisa mengakibatkan biji rusak atau berjamur, dan tentu saja ada banyak tikus di sekitar.
"Kesimpulan": Sudah jelas bagi mereka bahwa tikus berasal dari gandum berjamur.
Pengamatan: Di kota-kota, tidak ada selokan atau truk sampah. Kotoran mengalir di selokan di sepanjang jalan, dan dibesarkan di atas trotoar jalan-jalan untuk memberi orang-orang tempat untuk berjalan. Di persimpangan, mengangkat batu loncatan secara strategis ditempatkan untuk memungkinkan pejalan kaki untuk menyeberangi persimpangan, tetapi mereka jarak seperti yang roda kereta bisa lewat antara mereka. Di pagi hari, isi pispot yang dilempar dari jendela terdekat. Ketika orang selesai makan makan, tulang-tulang itu dilempar ke luar jendela juga. Seorang pria sopan selalu berjalan paling dekat ke jalan ketika mengawal seorang wanita, jadi jika kuda dan kereta datang dan memercikkan Facebook ini kotoran, itu akan tanah pada dirinya, dan tidak mahal sutra gaun wanita. Sebagian besar kota-kota ini juga punya masalah tikus utama yang memberikan kontribusi terhadap penyebaran penyakit pes (Black Death) - maka kisah Pied Piper di Hameln, Jerman.
"Kesimpulan": Jelas, semua limbah dan sampah berubah menjadi tikus-tikus.
Observasi: Karena tidak ada lemari es, harian, perjalanan wajib ke toko daging, terutama di musim panas, berarti memerangi lalat di sekitar bangkai. Biasanya, bangkai adalah "digantung oleh tumit mereka," dan pelanggan terpilih yang sepotong daging akan mengukir off untuk mereka.
"Kesimpulan": Jelas, daging busuk yang telah menggantung di bawah sinar matahari sepanjang hari adalah sumber lalat.
Dari sinilah muncul sejumlah resep yang menarik, seperti:
Resep untuk lebah: Kill a lembu jantan muda, dan mengubur dalam posisi tegak sehingga tanduknya menonjol dari tanah. Setelah satu bulan, segerombolan lebah akan terbang keluar dari mayat itu.

Baptista van Helmont's resep Jan untuk tikus: Tempat baju kotor atau beberapa lap di panci terbuka atau tong berisi beberapa butir gandum atau dedak gandum, dan dalam 21 hari, tikus akan muncul. Akan ada orang dewasa laki-laki dan perempuan ini, dan mereka akan mampu kawin dan bereproduksi tikus lebih.
Dengan pengembangan dan penyempurnaan dari mikroskop tahun 1600-an, orang-orang mulai melihat segala macam bentuk kehidupan baru seperti jamur ragi dan lainnya, bakteri, dan berbagai protista. Tak ada yang tahu dari mana organisme ini datang, tetapi orang-orang tahu mereka berhubungan dengan hal-hal seperti kaldu manja. Hal ini tampaknya untuk menambah bukti baru dengan ide generasi spontan - rasanya sangat logis bahwa organisme menit seharusnya muncul secara spontan. Ketika Jean Baptiste Lamarck mengajukan teori evolusi, untuk mendamaikan ide-idenya dengan Scala naturae's Aristoteles, ia mengusulkan bahwa sebagai makhluk berusaha untuk kesempurnaan yang lebih besar, sehingga naik ke "tangga," muncul organisme baru dengan generasi spontan untuk mengisi tempat-tempat yang dikosongkan pada bawah anak tangga.
Berbeda dengan hanya menebak berdasarkan pengamatan sederhana, apa yang mungkin menjadi Tercatat pertama penggunaan metode ilmiah untuk melakukan percobaan terjadi pada sekitar 587 SM. Untuk memberikan sedikit latar belakang dan meletakkan ini dalam perspektif sejarah, pada tahun itu, bangsa Babilonia dibawah Nebukadnezar meraih kemenangan atas kerajaan Yehuda, dan orang-orang Yehuda telah dimasukkan ke dalam kerajaan Babilonia - atau setidaknya itu adalah rencana Babel . Salah satu alasan Babel adalah seperti kekuatan dunia yang sukses adalah bahwa kebijakan mereka bahwa setiap kali mereka conquored bangsa yang lain, mereka pergi dengan identitas budaya orang-orang tersebut dengan mengasimilasi / menyerap orang-orang ke dalam budaya mereka sendiri. Beberapa orang yang baru-conquored dipaksa untuk bermigrasi ke daerah lain dari kerajaan Babel, termasuk Babel sendiri, sementara orang dari daerah lain dari kerajaan Babilonia yang dikirim untuk tinggal dan berbaur dengan orang-orang dari orang yang baru-conquored yang ditinggalkan . kerabat muda laki-laki dari keluarga yang berkuasa conquored sering dibawa ke istana Raja Nebukadnezar di Babel, di mana mereka mengajar sejarah Babilonia, budaya, bahasa, dan astrologi / ilmu pengetahuan, dan secara umum, berasimilasi ke dalam jajaran bawah royalti Babel, melayani dalam berbagai peran dalam istana. Sebagai bagian dari proses asimilasi, orang-orang muda juga makan makanan yang kaya yang diet khas di istana Nebukadnezar.

Namun, dalam kasus orang Yehuda yang baru-conquored, berbeda dengan budaya lain yang Babel telah conquored, rencana itu tidak bekerja, dan orang Yehuda menemukan cara untuk menjaga warisan budaya mereka sendiri meskipun asimilasi dicoba. Cerita ini menceritakan tentang empat bangsawan Yudea Ibrani muda yang namanya Daniel, Hananya, Misael, dan Azarya, yang diberi baru, nama Babel dari Beltsazar, Sadrakh, Mesakh dan Abednego, masing-masing, dan yang dibawa ke istana Nebukadnezar. Bertekad untuk tidak makan sesuatu yang tidak sesuai dengan aturan diet budaya Yudea agama, mereka meminta agar mereka diberi diet vegetarian. Namun, pejabat istana yang bertanggung jawab atas mereka adalah skeptis terhadap permintaan mereka, mengetahui bahwa jika mereka mulai terlihat kurang kokoh dan sehat daripada laki-laki muda dari budaya lain yang juga dalam pelatihan, ia akan dibunuh karena tidak merawat mereka . Daniel menyarankan agar mereka mencoba percobaan. Dia meminta bahwa selama sepuluh hari, keempat dari mereka diberi makan diet vegetarian, dan pada akhir waktu itu, akan dibandingkan dengan laki-laki muda lainnya untuk melihat yang tampak sehat.
Pertanyaan:
Apakah makan makanan vegetarian membuat kita tidak sehat?
Hipotesis:
Makan makanan vegetarian adalah sehat (atau kesehatan atau lebih sehat daripada diet yang kaya-makanan).
Prediksi:
Setelah makan diet vegetarian selama sepuluh hari, kita akan melihat paling tidak sehat dengan pemeriksaan visual, jika tidak sehat, dibandingkan dengan mereka yang mengkonsumsi diet makanan yang kaya.
Pengujian:
Selama sepuluh hari, kami akan makan makanan vegetarian, sementara para pemuda lainnya makan diet normal mereka yang kaya-makanan. Mereka adalah, dengan demikian, kelompok kontrol, dan empat dari kita adalah kelompok eksperimental. Karena ada empat dari kita, bahwa baik membuat kita kelompok yang benar dan memastikan ada replikasi memadai dalam percobaan ini.
Data:
Di sini, menurut standar modern kita, percobaan ini agak lemah. Semua yang ditentukan, data-bijaksana adalah pemeriksaan fisik secara umum pada akhir waktu sepuluh hari untuk melihat siapa, subyektif, terlihat yang paling kuat. Sekarang, kita akan mengharapkan beberapa, beton data numerik untuk dikumpulkan, mungkin berat badan, tekanan darah, nadi, dll, dan rata-rata dihitung untuk masing-masing kelompok. Namun, pada 587 SM, sphygmomanometers dan stetoskop belum ditemukan, namun, sehingga mereka melakukan yang terbaik mereka bisa dengan alat-alat mereka yang tersedia. Berdasarkan pemeriksaan fisik pada akhir sepuluh hari, "data" adalah bahwa keempat pemuda Yudea muncul "sehat dan lebih bergizi" (Daniel 1:15) daripada mereka yang mengkonsumsi makanan yang kaya-makanan.
Kesimpulan:
Berdasarkan data (perbedaan yang diamati dalam penampilan), disimpulkan bahwa tidak hanya diet vegetarian tidak berbahaya bagi kesehatan mereka, tapi itu, pada kenyataannya, itu membuat mereka sehat dibandingkan dengan kelompok kontrol, dan dengan demikian tidak hanya aman namun menguntungkan untuk terus memberi mereka makan diet vegetarian mereka telah diminta.
Langkah-langkah berikut membentuk Metode Ilmiah.
Langkah-langkah membuat sebuah metode yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah secara logis di banyak daerah lain kehidupan. Sebagai contoh, Francesco Redi dan Louis Pasteur menggunakan metode ilmiah untuk membantah ide generasi spontan.
Observasi:
Seorang ilmuwan yang baik adalah taat dan hal pemberitahuan di dunia di sekitar dirinya sendiri. (S) dia melihat, mendengar, atau dalam beberapa pemberitahuan cara lain apa yang terjadi di dunia dan menjadi penasaran tentang apa yang terjadi. Hal ini dapat dan tidak termasuk membaca dan mempelajari apa yang orang lain telah lakukan di masa lalu karena pengetahuan ilmiah adalah kumulatif. Dalam fisika, ketika Newton datang dengan Teori Motion, ia berdasarkan hipotesis pada karya Copernicus, Kepler, dan Galileo serta sendiri, pengamatan yang lebih baru. Darwin tidak hanya mengamati dan mencatat selama perjalanan, tapi ia juga mempelajari praktek seleksi buatan dan membaca karya naturalis yang lain untuk membentuk Teori Evolusi. Sebagai contoh:
• Pengamatan: Seperti disebutkan di atas, lalat yang diamati di sekitar bangkai di toko daging.
• Pengamatan: Sudah diketahui bahwa sup yang terkena udara manja - bakteri tumbuh di dalamnya. Beberapa orang menyatakan bahwa ada "kekuatan hidup" hadir dalam molekul dari semua materi anorganik, termasuk udara dan oksigen di dalamnya, yang dapat menyebabkan generasi spontan terjadi, sehingga akuntansi untuk kehadiran bakteri dalam sup manja. Bahkan ketika sup-rebus sebentar dituang ke dalam "bersih" termos dengan tutup gabus, mikroorganisme masih tumbuh di sana. Wadah sup yang telah direbus selama satu jam, dan kemudian disegel, tetap steril. Perebusan hanya beberapa menit tidak cukup untuk mensterilkan sup.
Pertanyaan:
ilmuwan kemudian menimbulkan pertanyaan tentang apa (s) ia melihat terjadi. Pertanyaan mengangkat harus memiliki "sederhana," jawaban konkret yang dapat diperoleh dengan melakukan percobaan. Misalnya, "Berapa banyak siswa datang ke sekolah hari ini?" Bisa dijawab dengan menghitung hadir mahasiswa di kampus, tetapi "Mengapa Anda datang ke sekolah hari ini?" Tak bisa dijawab dengan melakukan percobaan. Sebagai contoh:
• Pertanyaan: Dimana lakukan lalat di toko daging benar-benar datang dari? Apakah membusuk berubah menjadi daging atau memproduksi lalat?
• Pertanyaan: Apakah memang ada "kekuatan hidup" hadir di udara (atau oksigen) yang dapat menyebabkan bakteri untuk mengembangkan oleh generasi spontan? Apakah ada cara yang memungkinkan udara masuk kontainer, sehingga ada kekuatan hidup, jika seperti itu ada, tetapi bukan bakteri yang hadir di udara itu?
Hipotesis :
Ini adalah jawaban tentatif terhadap pertanyaan: penjelasan diuji untuk apa yang diamati. ilmuwan ini mencoba untuk menjelaskan apa yang menyebabkan apa yang diamati. Sebagai contoh:
• Hipotesis: Rotten daging tidak berubah menjadi lalat. Hanya lalat dapat membuat lebih banyak lalat.
• Hipotesis: Tidak ada kekuatan kehidupan seperti di udara, dan wadah kaldu steril akan tetap steril, bahkan jika terkena udara, selama bakteri tidak bisa masuk termos.
Ada beberapa hal penting untuk diingat tentang hipotesis:
• Dalam hubungan sebab dan akibat, apa yang Anda amati adalah efek, dan hipotesis kemungkinan penyebab. Sebuah generalisasi yang didasarkan pada penalaran induktif tidak hipotesis. Sebuah hipotesis bukan merupakan observasi, lebih tepatnya, penjelasan sementara untuk pengamatan. Sebagai contoh, saya bisa mengamati efek bahwa tenggorokan saya sakit. Lalu aku bisa membentuk hipotesis mengenai penyebab yang sakit tenggorokan, termasuk infeksi bakteri, infeksi virus, atau berteriak terlalu banyak pada permainan bola.
• Hipotesis mencerminkan pengalaman masa lalu dengan pertanyaan-pertanyaan serupa ("proposisi terdidik" tentang penyebab) dan pekerjaan orang lain. Hipotesis didasarkan pada pengetahuan sebelumnya, fakta, dan prinsip-prinsip umum. Anda jawaban atas pertanyaan apa yang menyebabkan efek yang diamati akan didasarkan pada pengetahuan sebelumnya Anda tentang apa yang menyebabkan efek yang sama dalam situasi yang sama. Misalnya, saya tahu bahwa pilek menular, saya tidak tahu siapa pun dengan dingin, saya berada di pertandingan bola kemarin, dan saya melakukan banyak berteriak, sementara aku berada di sana, jadi saya pikir yang menyebabkan sakit tenggorokan saya.
• Beberapa hipotesis harus diusulkan bila memungkinkan. Orang harus berpikir tentang penyebab alternatif yang bisa menjelaskan pengamatan. (Yang benar tidak mungkin bahkan menjadi salah satu yang memikirkan!) Sebagai contoh, mungkin seseorang duduk di dekat saya di pertandingan bola memiliki sakit tenggorokan dan menyerahkannya kepada saya.
• Hipotesis harus diuji oleh eksperimen dan penalaran deduktif. Sebagai contoh, tenggorokan budaya dan lain tes tidak menghasilkan tanda-tanda infeksi bakteri atau virus, saya tidak demam atau tanda-tanda lain / gejala, dan dokter mengatakan pita suara saya "bengkak" dengan cara yang akan menunjukkan berlebihan.
• Hipotesis dapat terbukti salah / tidak benar, tetapi tidak pernah bisa dibuktikan atau dikonfirmasi dengan kepastian yang mutlak. Tidak mungkin untuk menguji semua kondisi yang diberikan, dan seseorang yang memiliki pengetahuan lebih, suatu saat nanti, mungkin menemukan suatu kondisi dimana hipotesis tersebut tidak memiliki benar.
Prediksi:
Selanjutnya, eksperimen menggunakan penalaran deduktif untuk menguji hipotesis.
• Prediksi: Jika daging tidak dapat berubah menjadi lalat, membusuk daging dalam wadah (fly-bukti) disegel tidak boleh menghasilkan lalat atau belatung.
• Prediksi: Jika tidak ada kekuatan hidup, kaldu dalam labu leher angsa harus tetap steril, bahkan jika terkena udara, karena setiap bakteri di udara akan mengendap pada dinding bagian awal leher. Kaldu dalam labu terpasang dengan kapas harus tetap steril karena kapas mampu menyaring bakteri dari udara.
Ada beberapa hal penting untuk diingat tentang prediksi:
• penalaran induktif pergi dari satu set pengamatan khusus untuk kesimpulan umum: Aku mengamati sel-sel di x, y, dan z organisme, sehingga semua hewan memiliki sel.
• penalaran deduktif mengalir dari umum ke spesifik. Dari tempat umum, seorang ilmuwan akan memanfaatkan informasi untuk hasil yang spesifik: jika semua organisme memiliki sel dan manusia adalah organisme, maka manusia harus memiliki sel. Ini adalah prediksi tentang kasus tertentu berdasarkan tempat umum.
• Umumnya, dalam metode ilmiah, jika hipotesis tertentu / premis adalah benar dan "X" percobaan dilakukan, maka salah satu harus mengharapkan (prediksi) hasil tertentu. Hal ini melibatkan penggunaan "jika-maka" logika. Sebagai contoh, jika hipotesis saya bahwa tenggorokan saya sakit karena saya terlalu banyak berteriak di pertandingan bola adalah benar dan jika dokter memeriksa pita suara saya, maka (s) ia harus dapat mengamati bahwa mereka meradang, dan sebagai menyembuhkan peradangan, sakit tenggorokan harus pergi.
• prediksi adalah hasil yang diharapkan jika hipotesis dan asumsi yang mendasari lainnya dan prinsip-prinsip yang benar dan percobaan dilakukan untuk menguji hipotesis itu. Misalnya, dalam fisika jika Newton Teori Motion benar dan pasti "dijelaskan" pengukuran dan perhitungan yang menunjuk ke kemungkinan planet lain sudah benar, kemudian jika aku menunjuk teleskop saya ke posisi spesifik yang saya bisa menghitung secara matematis, aku harus bisa untuk menemukan / mengamati bahwa planet baru. Memang, itu adalah cara di mana Neptunus ditemukan pada tahun 1846.
Pengujian:
Kemudian, ilmuwan melakukan percobaan untuk melihat apakah hasil yang diperoleh diperkirakan. Jika hasil yang diharapkan diperoleh, yang mendukung (tapi tidak membuktikan) hipotesis.
• Pengujian: Wide-mulut botol masing-masing berisi sepotong daging telah mengalami beberapa variasi "keterbukaan" sementara semua variabel lainnya tetap sama.
kelompok kontrol - botol ini daging telah ditetapkan tanpa tutup sehingga daging akan terkena apa pun itu mungkin di toko daging.
kelompok eksperimental (s) - Satu kelompok botol disegel dengan tutup, dan kelompok lain botol telah kasa ditempatkan atas mereka.
replikasi - Beberapa botol termasuk dalam kelompok masing-masing.
• Data: Ada atau tidak adanya lalat dan belatung terlihat dalam setiap jar tercatat. Pada kelompok kontrol guci, lalat terlihat memasuki guci. Kemudian, belatung, kemudian lebih banyak lalat terlihat pada daging. Dalam wadah tertutup kasa, tidak ada lalat terlihat dalam botol, tapi diamati di sekitar dan pada kain kasa, dan kemudian menjadi beberapa belatung terlihat pada daging. Dalam wadah tertutup, tidak ada belatung atau lalat yang pernah terlihat pada daging.
• Kesimpulan (s): Hanya lalat bisa membuat lebih banyak lalat. Dalam guci ditemukan, lalat masuk dan meletakkan telur pada daging. Belatung menetas dari telur dan tumbuh menjadi lebih dewasa lalat. Lalat dewasa bertelur pada kain kasa pada guci yang tertutup kain kasa. Telur-telur atau belatung dari mereka turun melalui kain kasa ke daging. Dalam wadah tertutup, tidak ada lalat, belatung, atau telur bisa masuk, sehingga tidak ada yang terlihat pada mereka stoples. Belatung muncul hanya di mana lalat mampu bertelur. Penelitian ini dibantah gagasan generasi spontan untuk organisme yang lebih besar.
________________________________________
• Pengujian: Kaldu direbus dalam berbentuk berbagai labu untuk mensterilkan itu. Sebagai kaldu dan udara dalam wadah didinginkan, ruang udara segar ditarik ke dalam wadah. Tak satu pun dari termos dimeteraikan - semuanya terkena udara luar dalam satu atau lain cara.
kelompok kontrol - Beberapa labu dibuka lurus, sehingga tidak hanya udara, tetapi bakteri yang ada di udara itu, bisa masuk ke mereka.
kelompok eksperimental (s) - Beberapa labu sudah lama, berbentuk leher S (angsa-leher botol) dan lainnya adalah "tertutup" dengan sumbat kapas. Udara yang diizinkan masuk ke botol ini, tetapi leher, panjang angsa atau bola kapas disaring keluar bakteri yang ada di udara itu. Leher panjang selanjutnya patah beberapa labu leher angsa.
replikasi - labu Beberapa digunakan dalam masing-masing kelompok.
• Data: Broth dalam labu dengan leher membuka lurus ke atas rusak (yang dibuktikan dengan bau yang tidak sedap, kejernihan dalam kaldu yang jelas sebelumnya, dan pemeriksaan mikroskopis dari kaldu konfirmasi kehadiran bakteri), sementara kaldu dalam labu leher angsa tidak, meskipun udara segar bisa mendapatkannya. Kaldu dalam labu dengan sumbat kapas tidak merusak, walaupun udara bisa melalui kapas. Jika leher labu leher angsa-patah pendek, yang memungkinkan bakteri untuk masuk, maka kaldu menjadi terkontaminasi.
• Kesimpulan (s): Tidak ada kekuatan kehidupan seperti di udara, dan organisme tidak muncul oleh generasi spontan dengan cara ini. Untuk kutipan Louis Pasteur, "Hidup kuman, dan kuman adalah Hidup. Tidak akan pernah doktrin generasi spontan pulih dari pukulan fana ini eksperimen sederhana. "
Dalam ilmu saat pengujian, ketika melakukan percobaan, itu harus menjadi percobaan dikontrol. ilmuwan harus kontras sebuah "kelompok eksperimen" dengan "kelompok kontrol". Kedua kelompok diperlakukan PERSIS sama kecuali untuk variabel SATU sedang diuji. eksperimental beberapa kelompok Kadang-kadang dapat digunakan (tetapi hanya bahwa satu hal yang mungkin berbeda-beda antara kelompok-kelompok). Sebagai contoh, dalam percobaan untuk menguji pengaruh panjang hari berbunga tanaman, orang bisa membandingkan normal, panjang hari alam yang dipasok oleh sumber cahaya buatan (kelompok kontrol) untuk beberapa variasi panjang paparan dengan jenis yang sama cahaya buatan sumber (kelompok eksperimen).
Ketika melakukan percobaan, replikasi adalah penting. Semuanya harus dicoba beberapa kali pada beberapa mata pelajaran. Sebagai contoh, dalam percobaan hanya disebutkan, seorang ilmuwan siswa akan memiliki setidaknya tiga tanaman dalam kelompok kontrol dan masing-masing kelompok percobaan, sementara "nyata" peneliti mungkin akan beberapa lusin. Jika seorang ilmuwan hanya memiliki satu pabrik di setiap kelompok, dan salah satu dari tanaman mati, tidak akan ada cara untuk menentukan apakah penyebab kematian itu terkait dengan percobaan yang sedang dilakukan.
Berkumpul eksperimen yang sebenarnya, data kuantitatif dari subyek. Sebagai contoh, tidak cukup untuk mengatakan, Itu terlalu samar, jadi lebih tepatnya, dalam percobaan tersebut "aku akan melihat bagaimana anjing bereaksi dalam situasi ini.", Ilmuwan mungkin memiliki daftar perilaku tertentu, dan mencatat seberapa sering masing-masing diuji pameran anjing masing-masing pola perilaku yang telah ditentukan. Data untuk masing-masing kelompok tersebut kemudian dibandingkan rata-rata dan statistik. Ini tidak cukup untuk mengatakan bahwa rata-rata untuk grup "X" adalah satu hal dan rata-rata untuk kelompok "Y" itu lain, jadi mereka berbeda atau tidak. ilmuwan juga harus menghitung deviasi standar atau beberapa analisis statistik lainnya untuk mendokumentasikan bahwa perbedaan apapun secara statistik signifikan.
Penelitian adalah kumulatif dan progresif. Para ilmuwan membangun karya peneliti sebelumnya, dan satu bagian penting dari setiap riset yang baik adalah untuk pertama melakukan tinjauan pustaka untuk mencari tahu apa penelitian sebelumnya telah dilakukan di lapangan. Sains adalah proses - hal-hal baru ditemukan dan tua, yang dikuasai teori panjang dimodifikasi atau diganti dengan yang lebih baik sebagai lebih banyak data / pengetahuan adalah akumulasi. Misalnya, gagasan bahwa matahari adalah pusat tata surya kita diganti gagasan bahwa bumi itu di pusat alam semesta, dan gagasan bahwa borok disebabkan oleh stres telah digantikan oleh gagasan bahwa borok yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Para ilmuwan adalah manusia juga, dan perubahan-perubahan besar sering kontroversial dan disertai dengan debat kekerasan!
Sebuah teori adalah generalisasi berdasarkan observasi banyak dan percobaan, sebuah diuji, diverifikasi-hipotesis baik yang sesuai data yang ada dan menjelaskan bagaimana proses atau peristiwa yang diduga terjadi. Ini adalah dasar untuk meramalkan kejadian masa depan atau penemuan. Teori dapat dimodifikasi sebagai informasi baru diperoleh. Definisi teori adalah kontras dengan penggunaan sehari-hari, di mana orang mengatakan sesuatu itu "hanya teori," demikian bermaksud menyiratkan banyak ketidakpastian.

MAKALAH ENERGI

http://www.edowart-ferdiansahblogspot.com



BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Dunia benda terdiri atas materi dan energi, tubuh organisme ditangan oleh materi dan hidupnya tergantung pada energi. Adanya perbedaan alamiah yang mendasar antara materi dan energi dialam manusia (alam berwujud materi) ini menjadi alam manusia sangat berbeda kehidupannya alam halus (alam tidak berwujud materi)
Walaupun telah diketahui adanya hukum kekekalan energi yang menyatakan bahwa energi adalah kekal dan hanya berpindah dari satu ke yang lainnya. Bila mana dasar hukum dasar alamiah bagi manusia memasuki tahap berikutnya.
Jika hukum ini telah dapat dibuktikan, maka manusia akan lebih memahami alam tidak berwujud materi yang lebih dikenal dengan nama alam dunia halus. Dalam alam dunia halus, perwujudan materi tidak sedemikian kuat terbentuk karena pergerakan alam dunia halus lebih cepat.
B.Rumusan Masalah
Didalam makalah ini kami membahas tentang materi dan energi dan juga kami cantumkan beberapa isi dari materi dan energi.
C.Manfaat
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua untuk lebih mengerti masalah materi dan energi.




BAB II
PEMBAHASAN
MATERI DAN ENERGI

A.Pengertian Materi
Materi didefinisikan sebagai sesuatu yang mempunyai masa yang menempati ruang
1.Wujud Materi
Dikenal tiga macam wujud materi, yakni padat, cair, dan gas. Zat padat memiliki bentuk dan volume tetap, selama tidak ada pengaruh dari luar. Berbeda dengan zat cair, bentuk zat cair berubah-ubah mengikuti bentuk ruang yang ditempuhnya. Didalam gas air akan mengambil bentuk ruang gelas, didalam botol air akan mengambil bentuk ruang botol
2.Masa dan Berat
Masa suatu benda menyatakan jumlah materi yang ada pada benda tersebut, masa suatu benda tetap disegala tempat.
3.Klasifikasi Materi
Suatu bahan dapat dikatakan serba sama (homogen) atau serba aneka (heterogen) Suatu benda yang seluruh bagiannya memiliki sifat-sifat yang sama disebut homogen. Sedangkan tanah dan campuran minyak dengan air merupakan campuran heterogen.
4.Atom dan Molekul
Atom adalah satuan yang amat kecil dalam setiap bahan yang ada disekitar kita dan molekul yaitu partikel terkecil dari suatu zat.
5.Susunan Atom
a.Penemuan elektron dan proton
Elektron merupakan partikel atom pertama yang ditemukan . Berawal dari penyelidikan tentang listrik melalui gas-gas pada tekanan rendah. Joseph John Thomson dan kawan-kawan telah melakukan percobaan mengenai hantaran listrik melalui berbagai gas dengan menggunakan suatu tabung tertutup. Elektron valensi adalah elektron pada kulit terluar atau elektron yang dapat digunakan untuk membenuk ikatan.
b.Metode atom
1.Metedo atom daiton diganti dengan
2.Model atom Thomson
Menurut Thomson, atom berupa bola bermuatan posotif dan pada tempat-tempat tertentu didalam bola terdapat elektron-elektron.
c.Metode Atom Bohr.
Menurt teori mekanika klasik tentang cahaya, elektron yang bergerak harus disertai kehilangan tenaga kinetik elektron.
Menurut Bohr, disektor inti itu hanya mungkin terdapat lintasan-lintasan elektron yang berjumlah terbatas, pada setiap lintasan itu bergerak sebuah elektron yang dalam gerakannya tidak memancarkan sinar. Jadi, dalam setiap keadaan station, elektron mengandung jumlah tenaga tetap dan terdapat dalam keadaan seimbang yang mantap.


B.Pengertian Energi
Energi adalah suatu kemampuan untuk melakukan kerja atau kegiatan. Tanpa energi, dunia in akan diam atau beku. Dalam kehidupan manusia selalu terjadi kegiatan dan untuk kegiatan otak serta otot diperlukan energi. Energi itu diperoleh melalui proses oksidasi (pembakaran) zat makanan yang masuk kedalam tubuh berupa makanan. Kegiatan manusia lainnya dalam memproduksi barang, transportasi, dan lainnya juga memerlukan energi yang diperoleh dari bahan sumber energi atau sering disebut sumber daya alam (Nature Resources)
Sumber daya akam diberdakan manjadi dua kelompok, yyaitu :
1.Sumber daya alam yang dioperbaharui (renewable) hamper tidak dapat habis.
2.Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable) atau habis.
C.Macam-Macam Energi
1.Energi Mekanik
Energi mekanik dapat dibedakan menjadi dua pengertian, yaitu ; energi potensial dan energi kinetik. Jumlah kedua energi itu dinamakan energi mekanik. Setiap benda mempunyai berat, maka baik dalam keadaan diam atau bergerak setiap benda memiliki energi.
2.Energi Panas
Energi panas juga sering disebut sebagai kalor, pemberian padas kepada suatu benda dapat menyebabkan kenaikan suhu benda itu ataupun bahkan terkadang dapat menyebabkan perubahan bentuk, perubahan ukuran, atau perubahan volume benda itu.
Ada tiga istilah yang penggunaannya sering kacau, yaitu panas, kalor, dan suhu. Panas adalah salah satu bentuk energi. Energi panas yang berpindah disebut kalor, sementara suhu adalah derajat panas suatu benda.
3.Energi Magnetik
Energi magnetik dapat dipahami dengan mengamati gejala yang timbul katika dua batang magnet yang kutub-kutubnya saling didekatkan satu dengan yang lain. Seperti diketahui bahwa setiap magnet mempunyai dua macam kutub yaitu kutub utara dan kutub magnet selatan.
Kedua kutub magnet mempunyai kemampuan untuk saling melakukan gerakan. Kemampuan itu adalah energi yang tersimpan didalam magnet dan energi inilah yang disebut sebagai energi magnetik.
4.Energi Listrik
Energi listrik ditimbulkan / dibangkitkan melalui bermacam-macam cara. Kegunaan energi listrik dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali yang dapat dirasakan, terutama dikehidupan kota-kota besar, bahkan sebagai penerangan yang sekarang sudah digunakan sampai jauh ke pelosok pedesaan.
5.Energi Kimia
Yang dimaksud energi kima adalah energi yang diperoleh melalui suatu proses kimia. Energi yang dimiliki manusia dapat diperoleh dari makanan yang dimakan melalui proses kimia.
Jika kedua macam atom-atom karbon dan atom oksigen tersebut dapat berreaksi, akan terbentuk molekul baru yaitu karbondioksida.
6.Energi Bunyi
Bunyi dapat juga diartikan getaran sehingga energi bunyi berarti juga getaran. Getaran selaras mempunyai energi dua macam yaitu, energi potensial dan energi kinetik. Melalui pembahasan matematis dapat ditunjukkan bahwa jumlah kedua macam energi pada suatu getaran selaras adalah selalu tetap dan besarnya tergantung massa, simpanan dan waktu getar atau periode.
7.Energi Nuklir
Energi nuklir merupakan hasil dari reaksi fisi yang terjadi pada inti atom. Dewasa ini, reaksi inti yang banyak digunakan oleh manusia untuk menghasilkan energi nuklir adalah reaksi yang terjadi antara partikel dengan inti atom yang digolongkan dalam kelompok heavy atom sperti aktinida.
Berbeda dengan reaksi kimia biasa yang hanya mengubah komposisi molekul setiap unsurnya dan tidak mengubah struktur dasar unsur penyusun molekulnya, pada reaksi inti atom atau reaksi fisi, terjadi perubahan struktur inti atom menjadi unsur atom yang sama sekali berubah.
8.Energi Cahaya atau cahaya
Energi cahaya terutama cahaya matahari banyak diperlukan terutama oleh tumbuhan yang berhijau daun. Tumbuhan itu membutuhkan energi cahaya untuk mengadakan proses fotosintesis, dengan kemajuan teknologi, saat ini dapat juga digunakan energi dari sinar yang dikenal dengan nama sinar laser. Yang dimaksud sinar laser adalah sinar pada suatu gelombang yang sama dan amat kuat. Sinar laser banyak sekali digunakan dan meliputi banyak bidang.
9.Energi Matahari
Energi matahari merupakan energi yang utama bagi kehidupan dibumi ini. Berbagai jenis energi, baik yang terbarukan mapun tak terbarukan merupakan bentuk turunan dari energi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. Energi yang merupakan turunan dari energi matahari misalnya :
•Energi angin yang tuimbul akibat adanya perbedaan suhu dan tekanan satu tempat dengan tempat yang lain sebagai efek sinar matahari.
•Energi air, karena adanya siklus hidrologi akibat dari energi panas matahari yang mengenai bumi.
•Energi biomassa karena adanya fotosintesis dari tumbuhan yang notabene menggunakan energi matahari.
•Energi gelombang laut yang muncul akibat energi angin
•Energi fosil yang merupakan bentuk lain dari energi biomassa yang telah mengalami proses selama berjuta-juta tahun.
Ada beberapa cara pemanfaatan energi panas matahari, yaitu :
1.Pemanasan ruang
2.Penerangan ruangan
3.Kompor matahari
4.Pengeringan hasil pertanian
5.Distilasi air kotor
6.Pemanasan air kotor
7.Pembangkitan listrik

Penelitian Terhadap Kebenaran Pemanasan Global

http://www.edowart-ferdiansahblogspot.com



Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Semenjak manusia pada jaman purbakala sampai dengan jaman sekarang, manusia telah mengalami perkembangan dalam setiap periode waktu yang dilewatinya yang telah kita kenal dengan berbagai jaman seperti jaman meolitikum, neolitikum. Peradaban manusia telah mengalami kemajuan sampai sekarang. Selama perkembangan itu, manusia menjalani kehidupan bergantung pada pertanian dan agrikultur. Dengan orientasi kehidupan tersebut, manusia selalu berusaha menjaga dan melestarikan lingkungannya dengan sebaik-baiknya yang bertujuan untuk menjaga kelangsungan hidup manusia pula.
Dan pada saatnya, perkembangan manusia telah mengalami jaman revolusi industri yang menggantungkan kehidupan manusia pada bidang perindustrian. Dengan orientasi hidup tersebut, dunia agrikultur pun mengalami kemunduran perlahan-lahan. Nilai-nilai kehidupan manusia pun mengalami perubahan, terutama dalam interaksi manusia dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan yang terjadi ini menghasilkan dampak baik positif maupun negatif.
Salah satu dampak revolusi industri yang telah terjadi dan masih terus berlanjut pada masa sekarang dalam kehidupan dan peradaban manusia adalah dampaknya bagi lingkungan yang ada di sekitar manusia itu sendiri. Ekspansi usaha yang dilakukan oleh para pelaku industri seperti pembangunan pabrik-pabrik dan pembuatan produksi dengan kapasitas besar dengan mengesampingkan perhatian terhadap dampaknya bagi lingkungan secara perlahan namun pasti telah mengakibatkan kelalaian yang pada akhirnya akan merugikan lingkungan tempat tinggal manusia serta manusia dan kehidupannya.
Para ahli lingkungan telah menemukan indikasi adanya dampak yang terbesar bagi lingkungan dan dunia secara global akibat usaha perindustrian yang dilakukan dan telah berkembang pesat ini. Dampak negatif ini adalah terjadinya pemanasan di dunia dan sering disebut sebagai Global Warming. Namun, masalah Global Warming sebagai masalah lingkungan ini masih diperdebatkan kebenarannya oleh beberapa pihak yang menganggap Global Warming adalah alasan yang diciptakan untuk membatasi laju perkembangan perindustrian. Walaupun masih terdapat perdebatan mengenai kebenaran keadaan Global Warming di antara para ahli lingkungan tersebut, namun masalah Global Warming ini tidaklah dapat dipungkiri untuk diteliti dan ditelaah lebih lanjut demi kelangsungan kehidupan manusia.
Untuk itu, Karya Tulis yang dibuat ini akan memperlihatkan dan menjelaskan kebenaran mengenai masalah pemanasan Global ini dengan berdasarkan studi literature dari berbagai sumber yang terpercaya dan kompeten. Pembahasan dan penjelasan yang dilakukan pun akan ditinjau dari sudut pandang pihak yang pro dan pihak yang kontra. Dalam Karya Tulis ini pun akan menyajikan fakta-fakta yang memperkuat keberadaan masalah pemanasan Global ini.

B. Identifikasi Masalah
Timbulnya masalah pemanasan Global yang merupakan masalah lingkungan ini, telah menimbulkan berbagai macam pertanyaan dalam hubungannya dengan sebab, keberadaan dan efek atau dampak yang diakibatkan dari pemanasan Global tersebut. Pertanyaan-pertanyaan seputar masalah pemanasan Global ini dapat diuraikan seperti dalam beberapa point berikut:
1. Apakah pemanasan Global selalu memberi dampak buruk?
2. Apakah pemanasan Global akan meningkatkan frekuensi terjadinya badai?
3. Apakah penyebab terbesar dari terjadinya Global Warming adalah emisi manusia dari “efek rumah kaca” (“green house effect”)?
4. Apakah pemanasan Global akan menyebabkan peningkatan terjadinya banjir, kekeringan, pertumbuhan hama secara cepat dan peristiwa alam atau cuaca yang ekstrim?
5. Apakah emisi karbon dioksida yang berasal dari pembakaran fosil merupakan penyebab terbesar dari perubahan cuaca?
6. Apakah ada keuntungan potensial yang dapat diakibatkan dari peningkatan temperatur?

Pemanasan Global ini mengakibatkan berbagai dampak baik positif maupun negatif. Tanpa adanya pemanasan Global, tidak akan ada kehidupan di dunia, karena suhu di bumi yang rendah dan manusia tidak akan bisa hidup dalam kondisi suhu yang rendah. Pemanasan Global telah meningkatkan Fahrenheit. Namun,suhu bumi sampai suhu rata-ratanya mencapai 60 pemanasan Global menjadi permasalahan dan yang masih menjadi perdebatan ketika konsentrasi gas efek rumah kaca dalam atmosfir mengalami peningkatan. Akankah kondisi peningkatan konsentrasi gas ini menjadi permasalahan yang harus mendapat perhatian lebih?

C. Perumusan Masalah
Dimulai dari jaman revolusi industri, konsentrasi gas karbon dioksida di atmosfer telah meningkat hampir sebesar 30 %, konsentrasi gas metan meningkat hampir dua kali lipat, dan konsentrasi NO2 berkurang sekitar 15 %. Peningkatan gas-gas ini menyebabkan kemampuan atmosfer untuk menahan panas menjadi lebih besar. Sulfat aerosol, yaitu polutan udara yang umum ditemui, mendinginkan atmosfer dengan merefleksikan kembali radiasi cahaya dari matahari ke luar angkasa. Tetapi senyawa sulfat ini mempunyai siklus umur yang pendek di atmosfer.
Mengapa konsentrasi gas efek rumah kaca dapat meningkat? Para ilmuwan berasumsi bahwa pembakaran dari bahan bakar fosil dan beberapa aktifitas manusia yang memicu dan menjadi penyebab utama meningkatnya konsentrasi karbon dioksida di atmosfer. Respirasi dari tanaman dan proses dekomposisi bahan organic melepaskan karbon diokasida sepuluh kali lebih banyak dari yang mampu dihasilkan oleh aktifitas manusia, tetapi selama berabad-abad pelepasan karbon diokasida ini diimbangi dengan penyerapan karbon dioksida oleh vegetasi terestial dan laut.
Yang menyebabkan keseimbangan ini terganggu adalah adanya pelepasan tambahan yang disebabkan oleh aktifitas manusia. Bahan bakar fosil dibakar sebagai sumber energi untuk menggerakan hampir seluruh peralatan manusia. Meningkatnya kegiatan agricultural, penggundulan hutan, dibukanya area kosong sebagai tempat pembuangan, produksi industri, dan pertambangan juga meningkatkan emisi dengan bagian yang cukup signifikan.
Untuk meramalkan tingkat emisi yang akan terjadi di masa depan merupakan suatu tugas yang sulit, karena hal itu bergantung kepada keadaan demografi, ekonomi, teknolofi, peraturan dan perkembangan institusi. Beberapa peramalan telah dilakukan, dan hasilnya memproyeksikan bahwa pada tahun 2100, konsentrasi karbon dioksida akan meningkat sebesar 30% hingga 150% dari jumlah sekarang.



D. Tujuan Penelitian
Tujuan secara umum dari diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh manakah pemanasan Global ini telah terjadi? dan penyebab pastinya apa? Semua ini masih merupakan tanda Tanya bagi manusia. Karena sampai sekarang manusia belum mendapatkan penyebab pasti dari pemanasan Global ini dan manusia juga mau mencari kebenaran mengenai efek dari pemanasan Global yang akan dialami oleh manusia sendiri, makhluk hidup maupun lingkungan di sekitarnya. Jika pemanasan Global ini terjadi maka efek yang ditimbulkan bukan hanya di alami oleh manusia saja tetapi juga semua makhluk hidup di sekitarnya, seperti meningkatnya suhu di permukaan bumi menyebabkan kekeringan, dengan demikian akibat dari kekeringan ini selain dialami manusia juga oleh hewan dan tumbuhan dimana tumbuhan akan menjadi layu karena kekurangan air atau dan sebagainya. Oleh karena itu melalui penelitian ini diharapkan agar manusia dapat lebih mencegah aktivitas yang dapat menyebabkan terjadinya pemanasan Global seperti mengadakan kegiatan rumah kaca, pembakaran zat-zat yang dapat menyebabkan suhu di permukaan bumi meningkat, dan lain-lain.

E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat-manfaat yang dapat kita peroleh dari penelitian pemanasan Global ini adalah :
• Untuk mengetahui secara jelas apakah itu pemanasan Global ?
• Untuk mengetahui penyebab terjadinya pemanasan Global
• Untuk mengetahui dampak secara umum yang akan dialami oleh manusia sendiri maupun makhluk hidup dan lingkungan di sekitarnya.
• Untuk mengetahui efek yang akan dialami apabila terjadi perubahan iklim akibat dari pemanasan Global
• Untuk dapat mengetahui apa yang dapat dilakukan oleh manusia untuk dapat mencegah lebih lanjut pemanasan Global tersebut.


Bab II
Kerangka Teori
A. Pengertian
Sebagai permulaan Karya Tulis ini dan untuk memudahkan pengertian dan persamaan persepsi dalam identifikasi teori dan pembahasan selanjutnya. Berikut akan diuraikan mengenai pengertian berbagai terminology yang digunakan.
1. Pengertian Global Warming atau Pemanasan Global
Global Warming secara harfiah diterjemahkan sebagai pemanasan Global. Terjadinya pemanasan Global di bumi dimulai dari kenyataan bahwa energi panas yang dipancarkan berasal dari matahari yang masuk ke bumi menciptakan cuaca dan iklim serta panas pada permukaan bumi secara Global.
2. Pengertian Green House Effect atau Efek Rumah Kaca
Kondisi yang menyerupai akibat yang ditimbulkan dalam rumah kaca terjadi pula dalam bumi ini, yaitu terperangkapnya energi dalam permukaan bumi oleh konsentrasi gas-gas dalam lapisan atmosfir. Pada kenyataannya, pemanasan Global merupakan peningkatan suhu bumi secara bertahap sebagai akibat dari peningkatan konsentrasi gas efek rumah kaca dalam lapisan luar atmosfir. Dan ketika bumi meradiasikan kembali energi yang diterimanya ke luar angkasa, sebagian dari energi matahari yang masuk ke bumi, terperangkap dalam permukaan bumi akibat terhalang oleh gas-gas dalam atmosfir seperti uap air dan karbon dioksida.
3. Pengertian Perubahan Cuaca
Peningkatan konsentrasi gas pada lapisan atmosfir telah mempercepat perubahan rata-rata cuaca. Sejak abad 19 yang lalu sampai dengan abad F.20, temperatur permukaan bumi telah mengalami peningkatan 0.5 – 1.0 Dan perkiraan peningkatan suhu permukaan bumi rata-rata menurut para C dalam 50 tahun mendatangF atau 0.6-2.5 ahli akan mencapai 1-4.5 tergantung pada wilayah di bumi.Pembuktiannya terlihat dalam perubahan kondisi nyata yang terjadi dengan mancairnya salju pada Northern Hampshire dan menurunnya es apung pada Samudra Arktik.
Secara Global, permukaan laut telah mengalami kenaikan lebih dari 4-8 inchi pada abad lalu. Penguapan yang terjadi pada dunia telah meningkat sekitar 1% dan frekuensi terjadinya hujan pun telah meningkat.
Gas-gas ditimbulkan dari berbagai macam kegiatan manusia, seperti kegiatan dalam perindustrian dan pembakaran, akan terkonsentrasi dalam atmosfir dan akan menyebabkan terperangkapnya energi matahari yang masuk ke dalam bumi. Energi yang tidak teradiasi ini sama kondisi dengan yang terjadi pada rumah kaca, sehingga energi tersebut akan tetap tersimpan dalam permukaan bumi dan menyebabkan pemanasan Global pada permukaan bumi.
B. Penelitian yang Relevan
Untuk menyusun Karya Tulis ini, penulis mengambil referensi dari penelitian yang telah dilakukan oleh berbagai pihak yang memang memiliki keahlian yang relevan, terutama dalam topik ini adalah para pemerhati dan peneliti lingkungan. Berbagai penelitian telah dilakukan secara internasional, karena memang masalah ini menyangkut manusia secara keseluruhan, jadi tidak terbatas oleh negara dan ras.
Sebagai pemicu untuk memulai penelitian, ada beberapa pertanyaan yang harus dicari jawabannya dalam penelitian yang akan dilakukan. Berikut ini adalah pertanyaan kunci yang melandasi penelitian tersebut:
• Apa itu pemanasan Global?
• Apa bukti-bukti yang menyatakan bahwa pemanasan Global benar-benar terjadi? Dan seberapa besar tingkat kepercayaan dan keakuratan dari bukti-bukti tersebut?
• Apa efek-efek yang dibawa oleh pemanasan Global?
• Apa bukti-bukti yang menyatakan bahwa pemanasan Global kemungkinan disebabkan oleh gas-gas efek rumah kaca?
• Apa yang dapat dan harus dilakukan berkenaan dengan pemanasan Global, apabila hal ini memang terjadi dan disebabkan oleh polutan-polutan di uadara dan emisi?
• Dan apabila pemanasan Global tidak terjadi, apakah ada alasan lain untuk mengendalikan emisi polutan yang terjadi pada atmosfer bumi?

Beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti di seluruh dunia akan dijelaskan di bawah ini:
1. Pada tanggal 26/04/2002, Para ilmuwan menyatakan temperatur Global selama 3 bulan pertama di tahun 2002 telah mengalami peningkatan, dan lebih tinggi dari temperatur yang pernah dicapai buni dalam 1000 tahun terakhir. Penelitian ini dimotori oleh Dr. Geoff Jenkins, direktur UK government’s Hadley Centre yang khusus meneliti dan memprediksikan perubahan iklim dunia.
2. Pada tanggal 24/12/1999, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, James Baker, sekretaris dari U.S. National Oceanic and Atmospheric Administration, bersamaa dengan Peter Ewins, ketua dari British Meteorological Office, memperingatkan bahwa iklim dunia berubah dengan cepat, dan manusia harus segera menindaki perubahan ini dengan mencoba untuk mengurangi emisi karbon dioksida ke udara.
3. Pada tanggal 01/03/1999, American Geophysical Union, suatu badan keilmuan internasional yang membawahi sekitar tiga puluh lima ribu ilmuwan yang mengkhususkan diri pada penelitian tentang Bumi dan planet-planet mengeluarkan pernyatan yang berani mengenai perubahan iklim dan hubungannya dengan gas-gas efek rumah kaca. Pernyataan ini dikeluarkan setelah mengadakan serangkaian penelitian mengenai pemanasan Global.
4. Pada tanggal 17/01/2002, didapatkan data dari statelit dari hasil penelitian yang dilakukan oleh NASA di Langley Research Centre, yang membantah pernyataan Richard Lindzen, seorang skeptis, yang menyatakan bahwa pengurangan jumlah awan di daerah tropis akan menyebabkan pendinginan terhadap bumi dan mengatasi pemanasan Global yang mungkin terjadi. Hasil penelitian NASA menunjukkan bahwa awan-awan ini akan memperkuat efek rumah kaca, dan memicu terjadinya pemanasan Global.
5. Pada tanggal 18/12/2001, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, Organisasi Meteorologi Dunia memperingatkan bahwa temperatur Global mengalami peningkatan tiga kali lebih cepat dibandingkan dengan waktu-waktu lalu.


D. Hipotesis

• Pemanasan Global memang benar-benar ada.
• Pemanasan Global telah lama terjadi.
• Pemanasan Global terjadi karena gas-gas yang dihasilkan seperti Co2,No2, dan lain-lain.
• Adanya gas-gas seperti Co2 dan No2 menyebabkan radiasi sinar matahari yang sampai ke bumi terperangkap karena efek rumah kaca.
• Adanya pemanasan Global menyebabkan suhu di permukaan bumi semakin lama semakin meningkat.
• Dari penelitian yang telah dilakukan sejumlah ilmuwan, pemanasan Global membawa dampak negatif bagi bumi.

MAKALAH SUMBER DAYA ALAM

http://www.edowart-ferdiansahblogspot.com





BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sumber daya alam adalah unsur lingkungan yang terdiri atas sumberdaya alam hayati, sumberdaya alam non hayati dan sumberdaya buatan, merupakan salah satu aset yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sebagai modal dasar pembangunan sumberdaya alam harus dimanfaatkan sepenuh-penuhnya tetapi dengan cara-cara yang tidak merusak, bahkan sebaliknya, cara-cara yang dipergunakan harus dipilih yang dapat memelihara dan mengembangkan agar modal dasar tersebut makin besar manfaatnya untuk pembangunan lebih lanjut di masa mendatang.
Dalam memanfaatkan sumber daya alam, manusia perlu berdasar pada prinsip ekoefisiensi. Artinya tidak merusak ekosistem, pengambilan secara efisien dalam memikirkan kelanjutan SDM. Pembangunan yang berkelanjutan bertujuan pada terwujudnya keberadaan sumber daya alam untuk mendukung kesejahteraan manusia. Maka prioritas utama pengelolaan adalah upaya pelestarian lingkungan, supaya dapat mendukung kehidupan makhluk hidup. Bila sumber daya alam rusak atau musnah kehidupan bisa terganggu.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas maka pemakalah dapat mengambil rumusan masalah yang akan dibatasi dan dibahas menurut pembagian di bawah ini :
1. Apa sajakah klasifikasi sumber daya alam menurut bentuk, sifat dan potensinya?
2. Apa sajakah manfaat sumber daya alam bagi kehidupan manusia ?
3. Bagaimana cara yang dapat dilakukan dalam mengelola sumber daya alam ?
C. TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu dapat mengetahui klasifikasi sumber daya alam dan manfaatnya serta upaya yang dapat dilakukan untuk mengelola sumber daya alam tersebut.







BAB II
PEMBAHASAN


A. PENGERTIAN SUMBER DAYA ALAM
Sumber daya alam adalah semua kekayaan berupa benda mati maupun benda hidup yang berada di bumi dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia (Abdullah, 2007: 3)
B. KLASIFIKASI SUMBER DAYA ALAM
Sumber daya alam dapat dibedakan berdasarkan sifat, potensi, dan jenisnya.
1. Berdasarkan Sifat
Menurut sifatnya, sumber daya alam dapat dibagi 3, yaitu sebagai berikut :
• Sumber daya alam yang terbarukan (renewable), misalnya: hewan, tumbuhan, mikroba, air, dan tanah. Disebut terbarukan karena dapat melakukan reproduksi dan memiliki daya regenerasi (pulih kembali).
• Sumber daya alam yang tidak terbarukan (nonrenewable), misalnya: minyak tanah, gas bumi, batu tiara, dan bahan tambang lainnya.
• Sumber daya alam yang tidak habis, misalnya, udara, matahari, energi pasang surut, dan energi laut.
2. Berdasarkan Potensi
Menurut potensi penggunaannya, sumber daya alam dibagi beberapa macam, antara lain sebagai berikut:
• Sumber daya alam materi; merupakan sumber daya alam yang dimanfaatkan dalam bentuk fisiknya. Misalnya, batu, besi, emas, kayu, serat kapas, rosela, dan sebagainya.
• Sumber daya alam energi; merupakan sumber daya alam yang dimanfaatkan energinya. Misalnya batu bara, minyak bumi, gas bumi, air terjun, sinar matahari, energi pasang surut laut, kincir angin, dan lain-lain.
• Sumber daya alam ruang; merupakan sumber daya alam yang berupa ruang atau tempat hidup, misalnya area tanah (daratan) dan angkasa.
3. Berdasarkan Jenis
Menurut jenisnya, sumber daya alam dibagi dua sebagai berikut :
• Sumber daya alam nonhayati (abiotik); disebut juga sumber daya alam fisik, yaitu sumber daya alam yang berupa benda-benda mati.
Misalnya : bahan tambang, tanah, air, dan kincir angin.
• Sumber daya alam hayati (biotik); merupakan sumber daya alam yang berupa makhluk hidup. Misalnya: hewan, tumbuhan, mikroba, dan manusia.
C. PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM
Persebaran sumber daya alam tidak selamanya melimpah. Ada beberapa sumber daya alam yang terbatas jumlahnya, kadang-kadang dalam proses pembentukannya membutuhkan jangka waktu yang relatif lama dan tidak dapat di tunggu oleh tiga atau empat generasi keturunan manusia.
Dalam memanfaatkan sumber daya alam, manusia perlu berdasar pada prinsip ekoefisiensi. Artinya tidak merusak ekosistem, pengambilan secara efisien dalam memikirkan kelanjutan SDM. Pembangunan yang berkelanjutan bertujuan pada terwujudnya keberadaan sumber daya alam untuk mendukung kesejahteraan manusia. Maka prioritas utama pengelolaan adalah upaya pelestarian lingkungan.
1. Pemanfaatan SDA Nabati
• Dimanfaatkan sebagai sumber daya pangan seperti padi, jagung, ubi dan sebagainya
• Dimanfaatkan sebagai sumber sandang seperti serat haramay
• Beberapa jenis tanaman dapat dimanfaatkan sebagai minyak atsiri seperti kayu putih, sereh, kenanga, cengkeh
• Dimanfaatkan sebagai tanaman hias seperti anggrek
• Dimanfaatkan sebagai bahan baku mebel seperti meranti, rotan, bambu
• Dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan kencur, jahe, kunyit
• Dimanfaatkan sebagai keperluan industri
2. Pemanfaatan SDA Hewani
• Dimanfaatkan sebagai sumber daya pangan seperti daging sapi, daging kambing
• Dimanfaatkan sebagai sumber kerajinan tangan seperti lokan, dirangkai menjadi perhiasan
• Dimanfaatkan untuk meningkatkan nilai budaya manusia dan nilai kehidupan, seperti bentuk kapal selam diadopsi dari cara ikan menyelam, bentuk pesawat dari bentuk burung
3. Pemanfaatan SDA Barang Tambang
Usaha pemanfaatan pertambangan dan bahan galian dalam pembangunan Indonesia adalah sebagai berikut:
• Sebagai pemenuh kebutuhan SDA barang tambang dan galian dalam negeri.
• Menambah pendapatan negara karena barang tambang dapat diekspor keluar negeri
• Memperluas lapangan kerja
• Memajukan bidang transportasi dan komunikasi
• Memajukan industri dalam negeri

D. PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM
Sumber daya alam perlu dilestarikan supaya dapat mendukung kehidupan makhluk hidup. Bila sumber daya alam rusak atau musnah kehidupan bisa terganggu. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat diusahakan untuk menjaga kelestarian sumber daya alam :
1. Berdasarkan prinsip berwawasan lingkungan dan berkesinambungan
• Penghijauan dan Reboisasi
Usaha penghijauan dan reboisasi hutan dapat mencegah rusaknya lingkungan yang berhubungan dengan air, tanah dan udara.
• Sengkedan atau terasering
• pengembangan daerah aliran sungai
• pengelolaan air limbah
• penertiban pembuangan sampah
2. Berdasarkan Prinsip Mengurangi
Dalam mengambil sumber daya alam sebaiknya jangan diambil semuanya, tetapi berprinsip mengurangi saja. Pengambilan yang dihabiskan akan merusak lingkungan dan mengganggu ekosistem lingkungan.
3. Berdasarkan Prinsip Daur Ulang
Proses daur ulang adalah pengolahan kembali suatu massa atau bahan-bahan bekas dalam bentuk sampah kering yang tidak mempunyai nilai ekonomi menjadi barang yang berguna bagi kehidupan manusia.
Ada 2 sistem pengelolaan sampah yaitu system pengelolaan formal dan informal
• System pengelolaan formal
Yakni pengumpulan pengangkutan dan pembuangan yang dilakukan oleh aparat setempat misalnya Dinas Kebersihan dan Pertanaman
• System pengelolaan informal
Yakni aktifitas yang dilakukan oleh dorongan kebutuhan untuk hidup dari sebagian masyarakat. Secara tidak sadar mereka berperan serta dalam kebersihan kota dan mereka sebenarnya juga merupakan pendekar lingkungan.