Senin, 23 Mei 2011

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT

http://www.edowart-ferdiansahblogspot.com


















KATA PENGANTAR

Pertama-tama, terima kasih kepada Taufik Sugihan Sudjana karena berkat karya tulis nya kami bisa menyelesaikan karya tulis kami ini. Terima kasih pula kepada orang tua, guru pembimbing dan rekan-rekan sekalian atas dukungan nya sehingga kami dapat mengetahui tata cara perevisian karya tulis sehingga perevisian karya tulis dari Taufik Sugihan Sudjana ini bisa selesai guna untuk menyelesaikan tugas akhir dari study muatan lokal.
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa saya ucapkan kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis angat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga sengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin...







Pematangsiantar,20 mei 2011

Penulis  
BAB I
PENDAHULUAN

ABSTRAK

Krisis energi telah diprediksikan akan melanda dunia pada tahun 2015. Hal ini dikarenakan semakin langkanya minyak bumi dan semakin meningkatnya permintaan energi. Untuk itu diperlukan sebuah terobosan untuk memanfaatkan energi lain, selain energi yang tidak terbarukan. Karena kalau kita tergantung pada energi tidak terbarukan, maka di masa depan kita juga akan kesulitan untuk memanfaatkan energi ini karena keterbatasan populasi dari energi tersebut. Untuk itu akan dicoba untuk menggali informasi tentang tenaga ombak yang sebenarnya sudah dimanfaatkan oleh banyak negara, termasuk Indonesia. Berdasarkan survei yang dilakukan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Pemerintah Norwegia sejak tahun 1987, terlihat bahwa banyak daerah-daerah pantai yang berpotensi sebagai pembangkit listrik bertenaga ombak. Ombak di sepanjang Pantai Selatan Pulau Jawa, di atas Kepala Burung Irian Jaya, dan sebelah barat Pulau Sumatera sangat sesuai untuk menyuplai energi listrik. Kondisi ombak seperti itu tentu sangat menguntungkan, sebab tinggi ombak yang bisa dianggap potensial untuk membangkitkan energi listrik adalah sekitar 1,5 hingga 2 meter, dan gelombang ini tidak pecah hingga sampai di pantai.






A. Latar Belakang
Krisis energi dan musibah bencana alam melanda Negara kita Indonesia,adapun dampak akan terjadi adalah terhambatnya pembangunanan nasional atau menimbulkan kerugian material maupun imaterial,oleh karena itu suatu terobosan yang dapat meminimalisir aspek pembangunan nasional yang diakibatkan oleh krisis energi dan musibah bencana alam adalah dengan konversi energi dan mitigasi bencana alam.
Pembangkit listrik tenaga ombak merupakan suatu proses konversi energy sekaligus sebagai mitigasi bencana alam tsunami ,dan mencegah abrasi air laut .banyak keuntungan yang di dapat dari pembangkit ini yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk menjadi alternatif mengganti sumber energy pokok atau baku ,selain itu pula pembangkitan energi ini juga dapat menjadi pendeteksi bencana tsunami dan pemecah ombak air laut yang besar agar ombak yang besar tidak mengikis
pengikisan bibir pantai yang mengakibatkan pesisir pantai menjadi hilang .Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan panjang garis pantai lebih dari 81.000 km serta lebih dari 17.508 pulau dan luas laut sekitar 3,1 juta km2 wilayah pesisir dan lautan Indonesia.
Pembangkitan ini sangat cocok untuk dijadikan sebagai Sesuatu yang pembangkitan baku mengganti pembangkitan listrik yang telah dianggap menjadi Sesutu yang lumrah ,dan pembangkitan inipun ramah lingkungan dan dapat dijadikan objek wisata untuk meningkatkan devisa Negara dan kesejahteraan rakyat Indonesia.
Di Indonesia sendiri permasalahan air bersih merupakan sebuah polemik yang sampai kini belum jelas penyelesaiannya. Apakah perlu negara ini melakukan sebuah kebijakan yaitu impor air bersih ?. Wilayah Indonesia yang didominasi oleh lautan dan didukung oleh garis pantai yang panjang dapat dimanfaatkan sebagai sarana dalam menerapkan sebuah teknologi penyulingan air laut menjadi air bersih. Teknologi yang digunakan dengan pemanfaatan ombak sebagai sumber energi dalam destilasi air laut. Pemanfaatan ombak adalah hal yang logis mengingat kondisi ombak pantai di Indonesia yang mendukung.
Berdasarkan rincian yang telah kami paparkan, maka kami berinisiatif untuk mengangkat karya tulis ilmiah yang berjudul "PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA OMBAK” Jakarta – TAMBANG. Tidak ingin terus terkungkung menggunakan bahan bakar minyak yang harganya selangit, PT PLN (Persero) terus bergerak ke penggunaan energi baru terbarukan. Selain pengembangan pembangkit listrik tenaga gas batubara (PLTGB), kini perusahaan setrum plat merah itu mulai menjajaki pembangkit listrik tenaga gelombang laut (PLTGL).
Sumber energi ini dinilai cukup potensial dikembangkan di Indonesia, mengingat wilayah perairan Nusantara yang begitu luas dengan selat-selat yang menghadap Lautan Hindia dan Samudera Pasifik. Peneliti Puslitbang PLN, Zamrisyaf mengatakan, pihaknya sudah mulai melakukan penelitian terkait pengembangan PLTGL ini. Kerja besar itu melibatkan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, dan sudah menuai hasil yang menggembirakan.
Menurutnya, potensi gelombang laut Indonesia sekitar 20-70 kWh/meter, dengan garis pantai sekitar 81.290 km. “Jika bisa dimanfaatkan 10% saja, dapat menghasilkan 16 Giga Watt per jam atau setara dengan 61.000 Mega Watt,” ucapnya dalam seminar Potensi Energi Listrik dari Arus Laut di Jakarta, Selasa, 26 April 2011.
Seperti halnya PLTGB, PLTGL diharapkan mengurangi konsumsi bahan bakar minyak untuk listrik di Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian, PLTGL yang diujicoba dilakukan dengan Sistem Bandulan (disingkat PLTGL-SB).
Zamrisyaf yang terjun langsung melakukan penelitian itu menambahkan, PLTGL tersebut pernah diujicoba di PLN wilayah Sumatera Barat paa 2002, 2003, 2006, dan 2007. Hasilnya, PLTGL-SB tersebut diyakini dapat dikembangkan menjadi skala komersil.Hasil penelitiannya sendiri menargetkan bahwa pembangkit ini dapat beroperasi secara maksimal dengan menyesuaikan kondisi gelombang laut di mana pun berada (mobile system). Selain ramah lingkungan, PLTGL merupakan pembangkit yang murah. “Hanya dibutuhkan investasi US$2.000 per kilowatt untuk membangun pembangkit ini,” jelasnya. Namun ungkapnya, hingga saat ini PLN belum bisa merealisasikan pembangkit ini. “Kita sih maunya secepatnya, tapi semua tergantung pemerintah. Sekarang sih masih dalam proses” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Dr. Erwandi dari UPT Balai Pengkajian dan Penelitian Hidrodinamika BPPT menyebutkan, wilayah perairan Indonesia, terutama selat-selat yang menghadap Lautan Hindia dan Samudera Pasifik, memiliki arus laut yang kuat, dan cocok untuk pengembangan PLTGL.
Di wilayah NTB dan NTT misalnya, berdasarkan hasil riset yang dikembangkan BPPT, dari 10 Selat yang ada di wilayah itu diperkirakan bisa dihasilkan energi listrik hingga 3.000 MW. Sepuluh Selat itu adalah Selat Alas, Selat Sape, Selat Linta, Selat Molo, Selat Flores, Selat Boleng, Selat Lamakera, Selat Pantar dan Selat Alor.Bila dari satu selat tadi dapat dipanen energi sebesar 300 MW, dengan dengan asumsi jumlah turbin 100 buah masing-masing sebesar 3 MW (turbine farm), maka bisa dihasilkan energi listrik hingga 3000 MW.

Sementara, lanjut Erwandi, di Indonesia masih cukup banyak selat yang belum terdeteksi potensi arus lautnya. Demikian pula dengan sungai yang sangat potensial untuk instalasi turbin arus laut. “Dalam hitungan di atas kertas, diduga potensi arus laut di Indonesia menyimpan energi listrik hingga 6.000 MW”, tambahnya.
Untuk itu, BPPT telah mencoba untuk terus melakukan pemetaan secara digital potensi energi arus laut di Indonesia. Tujuannya, memberikan prediksi awal daerah-daerah yang potensial energi arus lautnya, sebelum dilakukan pengukuran secara langsung. Secara teknologi, ujarnya, BPPT telah melakukan ujicoba prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) pada tahun 2009 sebesar 2 kW dan tahun 2011 sebesar 10 kW di Selat Flores NTT. Penyebab terjadinya arus laut sen diri bisa karena pasang surut yang diakibatklan oleh interaksi bumi, bulan, dan matahari. Selain itu bisa juga disebabkan oleh Arus Geostropik karena gaya Coriolis, akibat rotasi bumi serta perbedaan salinity, suhu, dan density. Di Indonesia, terjadinya arus laut lebih dominan diakibatkan oleh pasang surut.
Aliran arus laut (karena pasang surut) atau arus sungai menyimpan energi hidro-kinetik yang dapat dikonversi menjadi daya listrik. Besarnya daya listrik bergantung pada densitas fluida, penampang aliran, dan kecepatan alirannya.Sementara itu, Anggota Dewan Energi Nasional Dr. Muchtasor, menyatakan bahwa dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) ditargetkan pada tahun 2050 nanti, energi yang dihasilkan dari lautan bisa mencapai 6.000 MW.
Untuk mewujudkan rencana ini, dibutuhkan adanya sinergi dari berbagai pihak, kegiatan pemetaan potensi, pemilihan teknologi, hingga komersialisasi dan regulasi. Baik itu oleh pemerintah, perguruan tinggi, dunia usaha, dan badan-badan riset yang ada.Kelistrikan di NTB dan NTB, selama ini lebih banyak dipasok dari sejumlah PLTD sehingga secara ekonomis PLTAL punya nilai tambah untuk menurunkan ongkos produksi listrik di wilayah NTT dan NTB. Disamping itu, pengembangan pembangkit dari energi terbarukan akan menjaga kualitas lingkungan. Meski demikian, lanjut Muchtasor, pengembangan PLTAL di masa depan masih menyimpan beberapa kendala. Diantaranya, nilai investasi yang lebih tinggi dibandingkan pembangkit konvensional, serta pemilihan dan pengembangan teknologinya.
Berdasarkan hasil riset yang dikembangkan selama ini, skala PLTAL terbesar adalah prototype 1,2 MW. Sedangkan skala yang lebih besar diperkirakan baru beroperasi dalam 5 tahun kedepan, sehingga tingkat keandalan pembangkit ini belum memiliki rekam jejak yang cukup.

BAB II
PEMBAHASAN


A.Gelombang.Laut
Gelombang laut merupakan salah satu bentuk energi yang bisa dimanfaatkan dengan mengetahui tinggi gelombang, panjang gelombang, dan periode waktunya.
Ada 3 cara untuk menangkap energi gelombang, yaitu :
1. Pelampung: listrik dibangkitkan dari gerakan vertikal dan rotasional pelambung
2. Kolom air yang berosilasi (Oscillating Water Column): listrik dibangkitkan dari naik turunnya air akibat gelombang dalam sebuah pipa silindris yang berlubang. Naik turunnya kolom air ini akan mengakibatkan keluar masuknya udara di lubang bagian atas pipa dan menggerakkan turbin. .
3. Wave Surge. Peralatan ini biasa juga disebut sebagai tapered channel atau kanal meruncing atau sistem tapchan, dipasang pada sebuah struktur kanal yang dibangun di pantai untuk mengkonsentrasikan gelombang, membawanya ke dalam kolam penampung yang ditinggikan. Air yang mengalir keluar dari kolam penampung ini yang digunakan untuk membangkitkan listrik dengan menggunakan teknologi standar hydropower.
Energi ini dapat dikonversi ke listrik lewat 2 kategori yaitu off-shore (lepas pantai) and on-shore (pantai). Kategori lepas pantai (off-shore) dirancang pada kedalaman sekitar 40 meter dengan menggunakan mekanisme kumparan seperti Salter Duck yang diciptakan Stephen Salter (Scotish) yang memanfaatkan pergerakan gelombang untuk memompa energi. Sistem ini memanfaatkan gerakan relatif antara bagian/pembungkus luar (external hull) dan bandul didalamnya (internal pendulum) untuk diubah menjadi listrik. Peralatan yang digunakan yaitu pipa penyambung ke pengapung di permukaan yang mengikuti gerakan gelombang. Naik turunnya pengapung berpengaruh pada pipa penghubung selanjutnya menggerakan rotasi turbin bawah laut.
Di Amerika Serikat, telah ada perusahan yang mengembangkan untaian buoy pelampung plastik yang mendukung penghasil listrik ini. Setiap Buoy pelampung bisa menghasilkan 20 kW listrik dan saat ini telah dikembangkan untuk mengisi ulang energi (recharge) bagi robot selam angkatan laut AS dan digunakan bagi komunitas kecil. Cara lain untuk menangkap energi gelombang lepas pantai adalah dengan membangun tempat khusus seperti sistem tabung Matsuda, metodenya adalah memanfaatkan gerak gelombang yang masuk di dalam ruang bawah dalam pelampung dan sehingga timbul gerakan perpindahan udara ke bagian atas pelampung. Gerakan perpindahan udara ini menggerakkan turbin. Pusat Teknologi Kelautan Jepang telah mengembangkan prototype jenis ini yang disebut ‘Mighty Whale’ berupa peralatan penangkap gelombang yang di tempatkan di dasar laut (anchored) dan di** SENSOR ** dari pantai untuk kebutuhan listrik di pulau-pulau kecil.
Sistem on-shore mengkonversi gelombang pantai untuk menghasilkan energi listrik lewat 3 sistem: channel systems, float systems dan oscillating water column systems. Prinsipnya energi mekanik yang tercipta dari sistem-sistem ini secara langsung mengaktifkan generator dengan mentransfer gelombang pada fluida, air atau udara penggerak yang kemudian mengaktifkan turbin generator. Pada channel systems gelombang disalurkan lewat suatu saluran kedalam bangunan penjebak seperti kolam buatan (lagoon).
Ketika gelombang muncul, gravitasi akan memaksa air melalui turbin guna membangkitkan energi listrik. Pada float systems yang mengatur pompa hydrolic berbentuk untaian rakit-rakit dihubungkan dengan engsel-engsel (Cockerell) bergerak naik turun mengikuti gelombang. Gerakan relatif menggerakkan pompa hidrolik yang berada di antara dua rakit. Tabung tegak Kayser juga dapat digunakan dengan pelampung yang bergerak naik turun didalamnya karena adanya tekanan air. Gerakan antara pelampung dan tabung menimbulkan tekanan hidrolik yang diubah menjadi energi listrik. Oscillating water column systems menggunakan gelombang untuk menekan udara diantara kontainer. Ketika gelombang masuk ke dalam kolom kontainer berakibat kolom air terangkat dan jatuh lagi sehingga terjadi perubahan tekanan udara. Sirkulasi yang terjadi mengaktifkan turbin sebagai hasil perbedaan tekanan yang ada. Beberapa sistem ini berfungsi juga sebagai tempat pemecah gelombang ‘breakwater’ seperti di pantai Limpit, Scotlandia dengan energi listrik yang dihasilkan sebesar 500 kW. Ada empat teknologi energi gelombang yaitu sistem rakit Cockerell, tabung tegak Kayser, pelampung Salter, dan tabung Masuda.
Sistem rakit Cockerell berbentuk untaian rakit-rakit yang saling dihubungkan dengan engsel-engsel dan sistem ini bergerak naik turun mengikuti gelombang laut. Gerakan relatif rakit-rakit menggerakkan pompa hidrolik yang berada di antara dua rakit. Sistem tabung tegak Kayser menggunakan pelampung yang bergerak naik turun dalam tabung karena adanya tekanan air. Gerakan relatif antara pelampung dan tabung menimbulkan tekanan hidrolik yang dapat diubah menjadi energi listrik. Sistem Pelampung Salter memanfaatkan gerakan relatif antara bagian /pembungkus luar (external hull) dan bandul didalamnya (internal pendulum) untuk diubah menjadi energi listrik. Pada sistem tabung Masuda metodenya adalah memanfaatkan gerak gelombang laut masuk ke dalam ruang bawah dalam pelampung dan menimbulkan gerakan perpindahan udara di bagian ruangan atas dalam pelampung. Gerakan perpindahan udara ini dapat menggerakkan turbin udara.Lokasi potensial untuk membangun sistem energi gelombang adalah di laut lepas, daerah lintang sedang dan di perairan pantai. Energi gelombang bisa dikembangkan di Indonesia di laut selatan Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.
Cara kerja pembangkit listrik baru ini sangat sederhana. Sebuah tabung beton dipasang pada suatu ketinggian tertentu di pantai dan ujungnya dipasang dibawah permukaan air laut. Tiap kali ada ombak yang datang ke pantai, air di dalam tabung beton itu akan mendorong udara yang terdapat di bagian tabung yang terletak di darat. Pada saat ombak surut, terjadi gerakan udara yang sebaliknya dalam tabung tadi. Gerakan udara yang bolak-balik inilah yang dimanfaatkan untuk memutar turbin yang dihubungkan dengan sebuah pembangkit listrik. Sebuah alat khusus dipasang pada turbin itu supaya turbin hanya berputar satu arah, walaupun arah arus udara dalam tabung beton itu silih berganti.



Kolom Air Bergerak kesana kemari ( Owc): Kolom Air yang bergerak kesana kemari dan diteliti yang dikembangkan dari semua alat garis pantai. Kolom Air bergerak kesana kemari menggunakan suatu struktur yang secara parsial menyelam untuk memanfaatkan tenaga potensial dan kinetik meliputi suatu gelombang samudra. Untuk membangun OWC yang diperlukan adalah suatu perhatian utama sebab keseluruhan lokasi harus ” kering”. Suatu dinding penghalang pada umumnya dibangun pada atas/sisi samudra area konstruksi. Walaupun alat ini adalah lebih mudah untuk mengakses dibanding generator lepas pantai ongkos bangunan suatu dinding penghalang adalah penting. Bagian yang atas struktur adalah berongga dengan suatu pelabuhan pada bagian belakang turbine/generator baik ( gambar 1). Dinding Medan meluas ke dalam air dan perlu untuk secara penuh menyelam terus menerus. Dalam kaitan dengan keperluan ini fluktuasi yang pasang surut harus dibandingkan secara relatif kecil kepada ukuran struktur [itu].



Asumsikan garis yang merah membujuk untuk terus gambar 1 adalah permukaan air diwakili. Jika ini adalah kasus, ketika gelombang yang datang/berikutnya menyalurkan ke dalam struktur, sebagian dari airflow akan lepas kebalikan arah gelombang sebab akan tidak ada ” segel” memaksa angkasa sampai pelabuhan pada atas dinding belakang struktur . Seperti itu, fluktuasi yang pasang surut harus tidak menetes jatuh di bawah tepi alas dinding medan dalam rangka memelihara parameter operasional. Ketika gelombang mendekati, itu menyebabkan udara untuk memaksa supaya ruang/daerah dan ke luar dari pelabuhan, dekat dinding belakang. Ketika gelombang mundur arah kebalikan, udara ditarik dari pelabuhan pada dinding belakang sampai turbin dan ke luar dekat pintu masuk dinding medan. Turbin baik dengan sendirinya adalah terobosan yang utama di dalam implementasi OWC , pemanfaatan dua cara perputaran generator searah. Walaupun OWC mempunyai potensi maha besar ketika diterapkan dengan energi samudra mempunyai beberapa kelemahan. Awal ongkos dinding penghalang dan lampiran adalah sangat tinggi sebab kebanyakan penempatan adalah jalan masuk ke alat berat. Pada umumnya pantai lokasi sukar untuk diperoleh, tergantung pada penetapan wilayah. Lagipula lokasi karang ini adalah pantas untuk penempatan berbagai jenis hidup samudra dan kadang-kadang yang dilindungi di depan hukum. Seperti tersebut sebelumnya, masalah utama dengan OWC sedang memanfaatkan bi-directional arus udara itu menyajikan. Penggunaan suatu Mekanik Turbin menggabungkan dengan suatu generator induksi adalah bentuk wujud khas dari suatu OWC.
Keuntungan pemanfaatan energi gelombang ini adalah:
1)Sebagai sumber Energi Alternatif menggantikan energi yang telah ada ,dan membantu penyaluran energi untuk disalurkan kepada konsumen (agar tidak terjadi krisis ).Kecendrungan sutu pembangkitan di Indonesia hanya tergantung kepada pembangkitan yang telah ada oleh karena itu solusi terbaik dalam menyelesaikan permasalahan krisis ini adalah dengan mencari sumber energi alternatif ramah linkungan dan dapat memesok energi dalam jangka waktu yang lama (berkesinambungan )
Faktor faktor yang mengakibatkan krisis energi di Indonesia :
a)Faktor internal :
1)manajemen departemen pembangkitan yang kurang solid dan professional dalam menjalankan tugas .
2)pemeliharaan yang tidak efektif
3)finansial (dana )
4)ketergantungan kepada pihak luar
5)kurangnya kesejahtraan pegawai
6)tidak berani untuk mencoba energi alternatif yang terbarukan
b)faktor eksternal :
1)kebutuhan konsumen yang boros
2)banyaknya pencurian perlengkapan pembangkitan yang mengakibatkan kerusakan sistem pembangkitan dan saluran transmisi sehingga berdampak pada pendistribusian energi
3)bencana alam

2)Sebagai mitigasi bencana tsunami (gelombang pasang )
Pembangkit listrik tenaga ombak adalah salah satu pembangkitan yang mana dapat memitigasi bencana tsunami (gelombang pasang ),dengan adanya piston hidrolik dan rekonstruksi generator di tengah permukaan air laut otomatis gelombang laut yang dating ke tepi pantai akan kecil ,selain pada itu rekonstruksi pada piston hidrolik juga di lenkapi dengan sensor pendeteksi tsunami yang mana pada saat kecepatan air atau ketinggian air laut tinggi melebihi standar tinggi / kecepatan normal maka otomatis alaram yang terdapat di pesisir laut akan berbunyi dan penduduk disekitar pantai dapat mengungsi ke tempat yang tinggi dan aman dari jangkauan gelombang pasang tersebut .

3)meminimalisir abrasi air laut
Abrasi adlah pengikisan air laut yang disebabkan oleh gelombang laut yang datang dengan kecepatan tertentu dating ke pesisir pantai dan mengakibatkan pengikisan permukaan tanah pesisir pantai mejadi terkikis (erosi )dengan adanya pembangkit listrik tenaga ombak otomatis kecepatan laju ombak ke pesisir pantai menjadi lemah dan efek erosi yang diakibatkan gelombang ombak laut dapat diminimalisir .

4)Pengembangan iptek (mampu bersaing dengan era globalisasi )
Dengan kemajuan iptek sutu negara dapat dikatakan mampu bersaing dengan negara lainya .Pembangkit Listrik Tenaga ombak Merupakan sutu usaha pengembangan iptek dalam usaha untuk menjamin pasokan energi agar dapat menunjang kesejahtraan rakyat negara tersebut ,dan dapat menjadikan suatu usaha mandiri agar tidak tergantung dengan pasokan energy yang diimpor dari luar (menghemat anggaran belanja negara )

5)Sebagai sumber energi yang ramah lingkungan ,tidak mengakibatkan efek rumah kaca dan emisi gas karbon
Banyaknya pembangkitan yang menggunakan bahan bakar minyak yang mana menghasilkan emisi atau polusi gas karbon yang mengakibatkan efek rumah kaca ,oleh karena itu pembangkitan energi harus ramah lingkungan agar aman untuk kehidupan lingkungan kita dan dunia
6)sebagai objek wisata
Dengan dibangunya pembangkit listrik tenaga ombak otomatis banyak orang yang ingin mengetahui langsung ke tempat pembangkitan tersebut (wisata) dan penduduk di sekitar pembangkitan pun akan dapat meningkatkan kesejahtraan ekonomi (khusunya penduduk yang bermata pencaharian pedagang )dan meningkatkan pendapatan pemerintah daerah setempat .
7)meningkatkan devisa Negara
Sesuai dengan Undang undang dasar 1945 :
pasal 33 ayat 2 :
“Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.”
Maka dengan itu pembangkitan listrik tenaga ombak dikuasai negara ,dijadikan suatu objek untuk meningkatkan devisa negara tersebut

8)meningkatkan kesejahtraan rakyat banyak (konsumen )
Pasal 33 ayat 3 :
“Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.”
Dengan adanya pembangkit listrik tenaga ombak maka penyaluran distribusi energy listrik dapat lancar dan krisis energy dapat ditanggulangi (kesejahtraan rakyat pun akan terpenuhi )

Sedangkan kelemahannya adalah:
1. Sangat tergantung dengan karakteristik gelombang, kadang-kadang bisa menghasilkan energi yang besar, kadang-kadang tidak ada.
2. Perlu satu lokasi yang tepat dimana gelombangnya konsisten besar.
3. Alatnya harus kokoh sehingga tahan terhadap kondisi cuaca yang jelek

Turbin baik :
Salah satu permasalahan yang paling besar yang menyertakan generasi tenaga gelombang adalah fakta keadaan laut yang sederhana adalah suatu unsur yang sangat bersifat menghancurkan, terutama ketika dalam hubungan dengan bagian mekanis untuk menentukan jangka waktu. Ini telah dipecahkan di dalam disain OWC dengan penggunaan udara dipaksa sebagai ganti seawater untuk memutar generator. Masalah yang berikutnya ditemui yaitu usaha untuk menggunakan kedua arus udara yang disajikan oleh OWC. Turbin baik telah dirancang oleh Alan Well pada tahun 1980. Pumpun primernya adalah untuk kembangkan suatu turbin yang bisa menerima dua jalan/cara searah yang mengalir hanya memutar satu arah, dengan mengabaikan arah air atau airflow. Seperti ditunjukkan gambar 2-b, perancangan mata pisau diri mereka adalah inovasi turbin baik.
Mata pisau adalah serupa untuk suatu kerjang udara kalau tidak mereka adalah simetris tentang poros yang horisontal, yang secara khas kerjang udara adalah berbentuk lonjong dalam keadaan dan tidak simetris. Suatu kerjang udara hanya menggunakan dan mengangkat kekuatan menyajikan, sedang turbin baik menggunakan itu untuk mengangkat dan kakas seret untuk memperoleh suatu yang self-rectifing yang searah perputaran generator. Ketika angkasa pindah ke hal positif atau hal negatif yang arah mata pisau berputar ke arah yang sama ( gambar 2-a).


Kelemahan pada jenis ini adalah kerugian aerodinamika yang terjadi. Kebanyakan turbin beroperasi pada 85% dan di atas untuk efisiensi tetapi turbin baik hanya beroperasi pada 80% efisiensi . Lagipula ketika ukuran ombak adalah yang terlalu kecil turbin benar-benar melepaskan tenaga generator untuk tinggal pada beroperasi kecepatan. Selama kondisi-kondisi badai ketika angkasa percepatan menjadi ekstrim dan pergolakan kembangkan di sekitar mata pisau dan efisiensi secara dramatis berkurang. Pada intinya beroperasi toleransi untuk kondisi-kondisi gelombang adalah sangat sempit.
TAPCHAN:
TAPCHAN adalah suatu singkatan untuk saluran yang diruncingkan dan telah dirancang dan diterapkan oleh peneliti orang Norwegia pada tahun 1985 . Lokasi yang menghadap samudra dan dikelilingi oleh dinding beton tinggi adalah suatu bentuk setengah bola pada sisi masing-masing ( gambar 3 ). Air masuk kepada struktur adalah suatu nilai/kelas sedikit [sebagai/ketika] didekati dari pantai dengan suatu reservoir pada sisi yang jauh. Saluran yang sangat lebar/luas terdekat ke laut dan meruncingkan bagi suatu lebar lebih kecil ketika mendekati reservoir.


Ketika reservoir mengisi air yang mendesak ke arah saluran reservoir, yaitu suatu turbin yang memondokkan. Turbin Pemintalan menghasilkan listrik, yang mana adalah sangat serupa dengan suatu pembangkit tenaga listrik listrik tenaga air. Susunan ini memerlukan yang sempurna rata-rata tenaga getaran dalam rangka mempunyai cukup kekuatan untuk mendorong kebanyakan dari air ke dalam reservoir. Lagipula perubahan yang pasang surut dapat tidak ada lagi 1m dari tinggi ke air surut untuk memastikan bahwa korset reservoir itu penuh.
Potensi Daya
Untuk memprediksi daya yang dapat dibangkitkan di pantai dilakukan dengan memanfaatkan data angin. Angin yang bertiup dipermukaan laut merupakan faktor utama penyebab timbulnya gelombang laut. Angin yang berhembus di atas permukaan air akan memindahkan energinya ke air. Semakin lama dan semakin kuat angin berhembus, semakin besar gelombang yang terbentuk. Menurut teori Sverdrup, Munk dan Bretchneider (SMB) kecepatan angin minimum yang dapat membangkitkan gelombang adalah sekitar 10 knot atau setara dengan 5 m/det. Untuk mengkonversi tinggi dan perioda gelombang digunakan persamaan gelombang untuk perairan dangkal (CERC,1984). Persamaan yang digunakan adalah:
rumus:

Dimana:
F = panjang fetch
UA = faktor stress angin
G = percepatan gravitasi
Sedangkan Daya yang dapat dibangkitkan dari energi gelombang dihitung dengan menggunakan persamaan daya gelombang, yaitu:
P = 0.55 H2S Tz kW/m (3)
dimana P adalah daya (kW/m panjang gelombang), H adalah tinggi gelombang (m), S adalah perioda (detik), dan Tz adalah zero crossing period.

Sejarah Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut dan Cara Kerjanya
Selama ini kita mengenal pembangkit tenaga listrik hanya ada di darat, tapi ternyata tidak, laut pun punya potensi untuk menghasilkan listrik melalui gelombang nya.Lebih dari 70% bagian permukaan bumi adalah lautan, sedangkan Indonesia sendiri merupakan negara kepulauan yang mempunyai potensi sumber energi alternatif yang melimpah, yaitu energi yang terbarukan dan tak terbarukan. Sumber energi yang terbarukan dari laut adalah energi gelombang, pasang surut, energi yang timbul akibat perbedaan suhu antara permukaan air dan dasar laut (OTEC), serta energi arus laut.
Pada tahun 1799 di Paris, tercatat atas nama Girad yg bersama putranya mengembangkan tenaga gelombang menjadi listrik . Setelah itu ada Yosihio Masuda pada tahun 1940an yang mengembangkan berbagai eksperimen di lautan untuk merubah energi gelombang. Saat terjadi krisis minyak tahun 1974 , sejumlah peneliti mulai mengembangkan lagi potensi gelombang laut ini diantaranya Profesor Stephen Salter dari University of Edinburgh, Skotlandia, yang mengembangkan Salter’s Duck, sebuah perangkat sederhana yg mampu merubah energi gelombang menjadi listrik . Setelah harga minyak kembali stabil, peneliti banyak yang menghentikan penelitian nya terhadap gelombang laut, tapi sekarang dengan isu perubahan iklim yg beredar, disertai dengan mulai menipisnya sumber-sumber energi dari sektor migas, mulai banyak yang bergerak di bidang ini.
Di Indonesia sendiri sudah mulai banyak para peneliti maupun mahasiswa yang mengembangkan device pengubah gelombang menjadi listrik ini, baik dalam skala alat yang besar maupun yang sederhana.
Berikut akan dijelaskan cara kerja sederhana dari pembangkit listrik tenaga gelombang laut
Gelombang Laut
Gelombang laut merupakan salah satu bentuk energi yang bisa dimanfaatkan dengan mengetahui tinggi gelombang, panjang gelombang, dan periode waktunya. Ada 3 cara untuk menangkap energi gelombang, yaitu : :
1. Pelampung: listrik dibangkitkan dari gerakan vertikal dan rotasional pelambung
2. Kolom air yang berosilasi (Oscillating Water Column): listrik dibangkitkan dari naik turunnya air akibat gelombang dalam sebuah pipa silindris yang berlubang. Naik turunnya kolom air ini akan mengakibatkan keluar masuknya udara di lubang bagian atas pipa dan menggerakkan turbin. .
3. Wave Surge. Peralatan ini biasa juga disebut sebagai tapered channel atau kanal meruncing atau sistem tapchan, dipasang pada sebuah struktur kanal yang dibangun di pantai untuk mengkonsentrasikan gelombang, membawanya ke dalam kolam penampung yang ditinggikan. Air yang mengalir keluar dari kolam penampung ini yang digunakan untuk membangkitkan listrik dengan menggunakan teknologi standar hydropower.
Energi ini dapat dikonversi ke listrik lewat 2 kategori yaitu off-shore (lepas pantai) and on-shore (pantai).
Kategori lepas pantai (off-shore) dirancang pada kedalaman sekitar 40 meter dengan menggunakan mekanisme kumparan seperti Salter Duck yang diciptakan Stephen Salter (Scotish) yang memanfaatkan pergerakan gelombang untuk memompa energi. Sistem ini memanfaatkan gerakan relatif antara bagian/pembungkus luar (external hull) dan bandul didalamnya (internal pendulum) untuk diubah menjadi listrik. Peralatan yang digunakan yaitu pipa penyambung ke pengapung di permukaan yang mengikuti gerakan gelombang. Naik turunnya pengapung berpengaruh pada pipa penghubung selanjutnya menggerakan rotasi turbin bawah laut.
Di Amerika Serikat, telah ada perusahan yang mengembangkan untaian buoy pelampung plastik yang mendukung penghasil listrik ini. Setiap Buoy pelampung bisa menghasilkan 20 kW listrik dan saat ini telah dikembangkan untuk mengisi ulang energi (recharge) bagi robot selam angkatan laut AS dan digunakan bagi komunitas kecil. Cara lain untuk menangkap energi gelombang lepas pantai adalah dengan membangun tempat khusus seperti sistem tabung Matsuda, metodenya adalah memanfaatkan gerak gelombang yang masuk di dalam ruang bawah dalam pelampung dan sehingga timbul gerakan perpindahan udara ke bagian atas pelampung. Gerakan perpindahan udara ini menggerakkan turbin. Pusat Teknologi Kelautan Jepang telah mengembangkan prototype jenis ini yang disebut ‘Mighty Whale’ berupa peralatan penangkap gelombang yang di tempatkan di dasar laut (anchored) dan dikontol dari pantai untuk kebutuhan listrik di pulau-pulau kecil.
Kenyataan yang ada bahwa kecepatan ombak selalu berubah sepanjang waktu. Untuk itu dalam menentukan besarnya energi yang tersedia di lokasi ditentukan kecepatan ombak rata-rata dengan menggunakan rumus berikut :
V1 = 1 / t ( | v1 (t) dt)
Formulasi diatas bisa digunakan untuk menghitung kecepatan rata-rata bulanan atau tahunan tergantung pada periode yang ditetapkan. Dengan mengetahui kecepatan ombak yang ada, selanjutnya bisa ditentukan besarnya energi yang bisa dihasilkan di suatu lokasi dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Es = 0.693 Pw * T
= 0.296 p * a * A * V¬¬3 * Dt kWH
dimana :
pa = rapat masa udara (Kg/m3 )
A = luas penampang sapuan (m2)
V = kecepatan ombak (m/s)
Dt = selisih waktu (jam)
Pemakaian rumus diatas untuk data ombak yang tercatat dengan anemometer counter (Wind Run Three Cup) dengan selisih waktu pencatatan selama Dt dalam jam. Sedangkan untuk menghitung energi ombak dari kecepatan ombak (dalam m/s), yang terukur di lokasi digunakan rumus berikut :
E = k * 0.5 * p* a* A * V¬¬3 kW
Dengan k adalah suatu konstanta yang bisa berharga 16/27 yakni efisiensi maksimum kecepatan ombak yang mampu dirubah menjadi energi.

Sistem on-shore mengkonversi gelombang pantai untuk menghasilkan energi listrik lewat 3 sistem: channel systems, float systems dan oscillating water column systems. Prinsipnya energi mekanik yang tercipta dari sistem-sistem ini secara langsung mengaktifkan generator dengan mentransfer gelombang pada fluida, air atau udara penggerak kemudian mengaktifkan turbin generator. Pada channel systems gelombang disalurkan lewat suatu saluran kedalam bangunan penjebak seperti kolam buatan (lagoon).
Ketika gelombang muncul, gravitasi akan memaksa air melalui turbin guna membangkitkan energi listrik. Pada float systems yang mengatur pompa hydrolic berbentuk untaian rakit-rakit dihubungkan dengan engsel-engsel (Cockerell) bergerak naik turun mengikuti gelombang. Gerakan relatif menggerakkan pompa hidrolik yang berada di antara dua rakit. Tabung tegak Kayser juga dapat digunakan dengan pelampung yang bergerak naik turun didalamnya karena adanya tekanan air. Gerakan antara pelampung dan tabung menimbulkan tekanan hidrolik yang diubah menjadi energi listrik.
Oscillating water column systems menggunakan gelombang untuk menekan udara diantara kontainer. Ketika gelombang masuk ke dalam kolom kontainer berakibat kolom air terangkat dan jatuh lagi sehingga terjadi perubahan tekanan udara. Sirkulasi yang terjadi mengaktifkan turbin sebagai hasil perbedaan tekanan yang ada. Beberapa sistem ini berfungsi juga sebagai tempat pemecah gelombang ‘breakwater’ seperti di pantai Limpit, Scotlandia dengan energi listrik yang dihasilkan sebesar 500 kW.
Ada empat teknologi energi gelombang yaitu sistem rakit Cockerell, tabung tegak Kayser, pelampung Salter, dan tabung Masuda.
1. Sistem rakit Cockerell berbentuk untaian rakit-rakit yang saling dihubungkan dengan engsel-engsel dan sistem ini bergerak naik turun mengikuti gelombang laut. Gerakan relatif rakit-rakit menggerakkan pompa hidrolik yang berada di antara dua rakit
2. Sistem Tabung Tegak Kayser menggunakan pelampung yang bergerak naik turun dalam tabung karena adanya tekanan air. Gerakan relatif antara pelampung dan tabung menimbulkan tekanan hidrolik yang dapat diubah menjadi energi listrik.
3. Sistem Pelampung Salter memanfaatkan gerakan relatif antara bagian /pembungkus luar (external hull) dan bandul didalamnya (internal pendulum) untuk diubah menjadi energi listrik.
4. Sistem Tabung Masuda metodenya adalah memanfaatkan gerak gelombang laut masuk ke dalam ruang bawah dalam pelampung dan menimbulkan gerakan perpindahan udara di bagian ruangan atas dalam pelampung. Gerakan perpindahan udara ini dapat menggerakkan turbin udara.
Lokasi potensial untuk membangun sistem energi gelombang adalah di laut lepas, daerah lintang sedang dan di perairan pantai. Energi gelombang bisa dikembangkan di Indonesia di laut selatan Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.
Prinsip kerja pembangkitan :
Ombak
turbin
generator
listrik
saluran distribusi
konsumen


Ombak mengalir melaju menggerakan turbin (gaya mekanik ),turbin menggerakan generator ,generator merubah energy mekanik turbin dan memutarkan rotor dalam generator maka akan terjadi perpotongan garis magnet maka akan muncul fluksi magnetic dan fluksi menghasilkan ggl (gaya gerak listrik)lalu listrik yang dihasilkan di distribusikan melalui penghantar kabel dan disalurkan kepada konsumen .
komponen utama pembangkit listrik tenaga ombak :
1)Piston Hidrolik
Piston hidrolik adalah bagian yang berfungsi menjaga keseimbangan generator agar kedudukanya tidak terpengaruh oleh laju ombak yang bergerak .piston hidrolik bekerja berdasarkan hokum archimides “Kalau suatu benda dicelupkan ke dalam suatu zat cair, maka benda itu akan mendapat tekanan ke atas yang besarnya sama dengan berat zat cair yang terdesak oleh benda tersebut.”
2)turbin
Turbin adalah bagian converter yang merubah energi mekanik ombak menjadi energy mekanik (gerak )yang mana menggerakan generator adapun turbin impuls

3)Generator
Generator adalah mesin listrik yang prinsip kerjanya berdasarkan prinsip elektromagnetik yang merubah energy mekanik menjadi listrik ,adapun generator yang digunakan adalah generator 3 fasa dengan frekuensi 50-60Hz dengan kapasitas daya yang di hasilkan adalah 2.25MW.

3)Submarine towers

Submarine towers adalah menara pemantau yang mana di dalamnya terdapat jaringan interkoneksi dari generator menuju gardu induk atau kendali .terdapat beberapa ruangan yaitu ruangan pemantau ombak dan ruangan pemeliharaan jaringan interkoneksi .selain dari itu ruangan ini pun memiliki fungsi sebagai mercusuar pengawas pelayaran kapal penyebrangan atau nelayan
4)Pipa kabel bawah tanah

Pipa kabel bawah tanah adalah suatu komponen yang berfungsi melindungi sambungan interkoneksi dari submarine towers menuju gardu induk atau kendali agar tidak terjadi gangguan mekanis dan lebih efesien dalam penyaluran energy ke gardu induk .

5)Gardu induk atau kendali

Gardu induk adalah tempat kendali dimana energy yang didapatkan ditransformasikan ke grid conection atau saluran transmisi ,didalam gardu induk terdapat :
a)kapasitor arus :kapasitor yang digunakan adalah kapasitor non polar yang memiliki kapasitansi tinggi yang berfungsi menyimpan arus agar stabil jugga sebagai penguat sebelum dihungkan ke saluran grid conection .
b) auto transformator:suatu mesin listrik yang berfungsi mentransformasikan arus agar stabil dan tidak terjadi rugi-rugi dalam penyaluran energi ke grid conection

c)trafo step up :mesin listrik yang berfungsi mentransformasikan tegangan yang mana pada mesin ini tegangan dinaikan .

d)trafo step down :mesin listrik yangberfungsi mentransformasikan tegangan yang mana pada mesin ini tegangan diturunkan.Trafo pemakaian sendiri mesin listrik yang berfungsi menyalurkan energy pada daerah area pembangkitan

6)Grid conection
Grid conection :sutu proses pentransmisian energy dari gardu induk ke saluran distribusi yang mana selanjutnya akan disalurkan kepada konsumen
Secara umum, sistem kerja pembangkit listrik tenaga gelombang laut sangat sederhana. Sebuah tabung beton dipasang pada ketinggian tertentu di pantai dan ujungnya dipasang di bawah permukaan air laut. Ketika ada ombak yang datang ke pantai, air dalam tabung beton tersebut mendorong udara di bagian tabung yang terletak di darat. Gerakan yang sebaliknya terjadi saat ombat surut. Gerakan udara yang berbolak-balik inilah yang dimanfaatkan untuk memutar turbin yang dihubungkan dengan sebuah pembangkit listrik. Terdapat alat khusus yang dipasang pada turbin sehingga turbin berputar hanya pada satu arah walaupun arus udara.

Ada 2 cara untuk mengkonversi energi gelombang laut menjadi listrik, yaitu dengan sistem off-shore (lepas pantai) atau on-shore (pantai):
Sistem Off - Shore

Dirancang pada kedalaman 40 meter dengan mekanisme kumparan yang memanfaatkan pergerakan gelombang untuk memompa energi. Listrik dihasilkan dari gerakan relatif antara pembungkus luar (external hull) dan bandul dalam (internal pendulum). Naik-turunnya pipa pengapung di permukaan yang mengikuti gerakan gelombang berpengaruh pada pipa penghubung yang selanjutnya menggerakkan rotasi turbin bawah laut. Cara lain untuk menangkap energi gelombang laut dengan sistem off-shore adalah dengan membangun sistem tabung dan memanfaatkan gerak gelombang yang masuk ke dalam ruang bawah pelampung sehingga timbul perpindahan udara ke bagian atas pelampung. Gerakan perpindahan udara inilah yang menggerakkan turbin.

Sistem On – Shore

Sedangkan pada sistem on-shore, ada 3 metode yang dapat digunakan, yaitu channel system, float system, dan oscillating water column system. Secara umum, pada prinsipnya, energi mekanik yang tercipta dari sistem-sistem ini mengaktifkan generator secara langsung dengan mentransfer gelombang fluida (air atau udara penggerak) yang kemudian mengaktifkan turbin generator.

a. Float System
Alat ini akan membangkitkan listrik dari hasil gerakan vertikal dan rotasional pelampung dan dapat ditambatkan pada untaian rakit yang mengambang atau alat yang tertambat di dasar laut dan dihubungkan dengan engsel Cockerell. Gerakan pelampung ini menimbulkan tekanan hidrolik yang kemudian diubah menjadi listrik. Menurut penelitian, deretan rakit sepanjang 1000 km akan mampu membangkitkan energi listrik yang setara dengan 25000 MW.

b. Oscillating Water Column System
Alat ini membangkitkan listrik dari naik turunnya air akibat gelombang dalam sebuah pipa silindris yang berlubang. Naik turunnya kolom air ini akan mengakibatkan keluar masuknya udara di lubang bagian atas pipa dan menggerakkan turbin. Sederhananya, OWC merupakan salah satu sistem dan peralatan yang dapat mengubah energi gelombang laut menjadi energi listrik dengan menggunakan kolom osilasi. Alat OWC ini akan menangkap energi gelombang yang mengenai lubang pintu OWC, sehingga terjadi fluktuasi atau osilasi gerakan air dalam ruang OWC, kemudian tekanan udara ini akan menggerakkan baling-baling turbin yang dihubungkan dengan generator listrik sehingga menghasilkan listrik.

c. Channel System (Wave Surge atau Focusing Devices)
Peralatan ini biasa juga disebut sebagai tapered channel atau kanal meruncing atau sistem tapchan, dipasang pada sebuah struktur kanal yang dibangun di pantai untuk mengkonsentrasikan gelombang dan menyalurkannya melalui saluran ke dalam bangunan penjebak seperti kolam buatan (lagoon) yang ditinggikan. Air yang mengalir keluar dari kolam penampung ini yang digunakan untuk membangkitkan listrik dengan menggunakan teknologi standar hydropower.

Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/engineering/2146564-metode-sistem-shore/#ixzz0ojhRjfri



Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/engineering/2146557-cara-kerja-pembangkit-listrik-tenaga/#ixzz0ojetxRid
Krisis energi membuat sejumlah ahli berpikir untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia. Pembangkit yang mengutamakan uranium untuk menghasilkan daya ini dipandang mampu untuk menjawab tantangan energi nasional.

Namun, pascaledakan PLTN Fukushima Jepang akibat gempa dan tsunami yang melanda kawasan tersebut, penolakan akan pembangkit nuklir kembali bermunculan. Risikonya dinilai terlalu besar bagi Indonesia.

Fakta tersebut yang menyurutkan minat sejumlah politisi untuk membatasi atau menunda pembangunan PLTN di Jawa dan Sumatera. Konsekuensinya, ketersediaan energi nasional kembali menjadi pertanyaan mendasar.

Sebenarnya, peneliti dari Pusat Penelitian dan Pengembangan PT Perusahaan Listrik Negara, Zamrisyaf, telah menemukan sumber energi baru yang terbarukan berupa tenaga gelombang laut.

Potensi ini diyakininya mampu mengatasi krisis listrik nasional. Hal terpenting, Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang-Sistem Bandul (PLTGL-SB) ini ramah lingkungan. “ Jika 20 persen saja panjang Pantai Selatan [Jawa] dimanfaatkan untuk PLTGL, maka didapat daya sekitar 6.500 Mega Watt, ” ujar Zamrisyaf dalam wawancara tertulis, Kamis, 28 April 2011. Kalkulasi tersebut berdasarkan potensi energi di Pantai Selatan yang rata-rata mencapai 40 kilo watt per meter lebar gelombang.

Dibanding dengan PLTN, daya yang dihasilkan tidak jauh berbeda. Seperti dimuat dalam pemberitaan VIVAnews.com sebelumnya, satu gram uranium menghasilkan 1.000 megawatt (MW) listrik setahun. Setara dengan penggunaan 3 juta ton batu bara dan dua juta kilo liter bahan bakar minyak (BBM). Namun, biaya operasi dan konstruksi PLTN lebih mahal dibanding pembangkit lainnya. Setiap 1.000 MW daya PLTN membutuhkan US$4-6 miliar yang mampu membangun pembangkit listrik tenaga bayu berdaya 3.000-4.000 MW. Hal ini diperparah dengan masalah risiko radiasi yang bisa mengancam keselamatan manusia dan lingkungan.

Sejauh ini, temuan Zamrisyaf telah mendapatkan penyempurnaan lewat kerjasama dengan Institut Teknologi Surabaya (ITS). Menurutnya, kerjasama dengan ITS telah mengasilkan ukuran- ukuran yang akurat untuk sebuah rancangbangun PLTGL- SB. Terutama ukuran-ukuran dimensi ponton, berat bandul, dan panjang lengan bandul serta daya dan RPM yang dihasilkan.

Pada tahap awal, potensi maksimal dari satu unit PLTGL sekitar 125 kw. Bahkan diupayakan bisa mencapai mencapai 300kw. Ini berdasarkan perhitungan, berat bandul 10 kg; panjang lengan bandul 2 meter; periode gelombang laut rata-rata 3 detik mencapai ketinggian 1,5 meter; maka daya yang dihasilkan satu set bandul sekitar 25,2kw. “ Apabila satu unit ponton terdiri dari 5 set bandul, maka daya yang dihasikan oleh satu unit ponton mencapai sekitar 125 kw, ” ujarnya.

Terkendala Dana Jika tak ada halangan, PLTGL-SB temuan Zamrsiyaf akan diluncurkan 2013 mendatang. Produksi massal pembangkit ini bisa dilakukan mengingat teknologi dan bahan baku yang digunakan mudah ditemukan di dalam negeri. “ Sebenarnya tahun 2013 PLTGL- SB sudah bisa diluncurkan, tapi tergantung pendanaan untuk penelitian dan pengembangan.

Tahun ini anggaran penelitian PLTGL-SB di PLN tidak tersedia dengan berbagai alasan, ” ujar pemilik hak paten nomor HAKI P00200200854 atas pembangkit tersebut. Ia mengaku, temuannya ini bisa diproduksi secara masal di sejumlah Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut-Sistem Bandulan (PLTG-SB). Pembangkit ini pernah diuji coba tahun 2007 di Pantai Ulak Karang Padang.

Alat yang dibangunnya mampu menghasilkan listrik sebesar 300 watt meskipun belum bisa dikatakan berhasil. Cara kerja alat ini cukup menarik. Ponton yang berfungsi sebagai kapal mengangkut bandul yang terintegrasi dengan dinamo. Untuk menghasilkan putaran dinamo yang maksimal, bandul dibantu dengan alat transmisi double-freewheel dan dintegrasikan dengan bantuan rantai. Setiap gerakan air laut akan menggoyangkan bandul sehingga menggerakkan double-freewheel untuk memutar dinamo menghasilkan listrik.

Nilai investasi alat ini ditaksir setara dengan pembangunan PLTA. Pada PLTGL-SB temuan pegawai PLN ini, turbin maupun bandul yang terpasang pada ponton sebagai wadah pengapung pembangkit tersebut tidak terkena air laut. Sehingga dari segi ketahanan alat ini akan lebih terjamin. Bagaimana dengan PLTN? Seperti ditulis dalam laman ini sebelumnya, Dewan Energi Nasional (DEN) mensyaratkan tiga hal penting yang harus dipenuhi pemerintah jika tetap menjalankan rencana pembangunan PLTN. Tiga syarat itu yaitu aspek keselamatan dan lingkungan, partisipasi publik, dan aspek subsidi oleh publik yang harus dipenuhi agar PLTN bisa lebih pro masyarakat.



Rencana Desain
2.1 Dasar Teori
Dasar teori dari pembangkit listrik yang akan kami buat adalah linear generator. Linear
generator adalah sistem generator yang menggunakan pergerakan linear untuk mengubah medan magnet sehingga menghasilkan listrik. Linear generator dapat dihasilkan dengan mudah dan ekonomis walau efisiensinya lebih kecil dari sistem turbin.
Pada linear generator yang akan kami buat, magnet yang akan bergerak secara linear terhadap kumparan untuk menghasilkan listrik. Berdasarkan hukum induksi Faraday, listrik akan dihasilkan apabila terjadi perubahan medan magnet. Besarnya listrik yang dihasilkan dapat dihitung menggunakan rumus berikut :
V= N x A x B
N menunjukkan banyaknya gulungan pada kumparan, A menunjukkan luas penampang
kumparan (m2), sedangkan B menunjukkan besarnya perubahan medan magnet (T/s).
Dari rumusan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa besarnya listrik yang dihasilkan akan
bertambah seiring bertambahnya nilai N, A, dan B. Nilai N dan A dapat dengan mudah
ditentukan sedangkani nilai B tergantung dengan seberapa besar medan magnet berubah.
Pada pembangkit listrik tenaga gelombang yang menggunakan linear generator, tinggi gelombang dan periodenya merupakan hal yang dominan menentukan besarnya listrik yang dihasilkan. Pada satu gelombang air akan terjadi 4 kali puncak listrik yang dihasilkan. Semakin kecil periode gelombang, maka linear generator akan semakin efisien.


4 Proposal Model Lomba Home Tournament PLTG
Model pembangkit listrik tenaga gelombang yang akan dibuat terbuat dari magnet, selenoida,
dan kapasitor. Kapasitor berguna untuk mengubah arus AC yang dihasilkan oleh generator
menjadi arusDC. Secara garis besar, desain yang akan dibentuk adalah sebagai berikut.





BAB III
PENUTUP


Demikian makalah tentang pembangkit listrik tenaga ombak yang saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Khususnya dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga menjadi suatu solusi buat menengani krisis energy yang terjadi di negara kita .

A. Kesimpulan
Jadi pembangkit listrik tenaga ombak adalah sutu pembangkitan yang ramah lingkungan yang cocok dikembangkan di negara kita Indonesia karena negara kita luas akan perairan laut ,dan memiliki ombak yang dapat dimanfaatkan untuk dijadikan pembangkit listrik tenaga ombak ,yang mana dapat juga dijadikan alat mitigasi tsunami (glombang pasang ) dan meminimalisir abrasi air laut


• Indonesia merupakan negara kepulauan di daerah khatulistiwa yang dikelilingi oleh sejumlah lautan dengan potensi sumberdaya energi kelautan cukup besar termasuk di antaranya energi ombak.
• Ada tiga cara membangkitkan listrik dengan tenaga ombak, diantaranya:
1. Energi ombak
2. Pasang surut air laut
3. Memanfaatkan perbedaan temperatur air laut (Ocean Thermal Energy)
• Keuntungan menggunakan pembangkit listrik tenaga ombak antara lain memiliki intensitas energi kinetik yang besar dibandingkan dengan energi terbarukan yang lain, dan tidak perlu perancangan struktur yang kekuatannya berlebihan.
• Hambatan penerapan sistem pembangkit listrik tenaga ombak antara lain tenaga ahli yang menghandle sistem ini sangat kurang, kesulitan birokrasi, kesulitan untuk mendapatkan alat-alat yang dibutuhkan, kesulitan dana untuk menerapkan sistem pembangkit ini, serta kesulitan birokrasi untuk menyelesaikan proyek ini dengan cepat.

Hal penting yang harus diperhatikan dalam perencanaan daerah ombak untuk destilasi air laut adalah adanya pengaruh terhadap kehidupan sosial-ekonomi di lokasi yang bersangkutan. Hal tersebut dikarenakan mampu menunjang kegiatan komersial dan kegiatan-kegiatan lain. Sedangkan keuntungan dari segi teknis dengan adanya daerah ombak untuk destilasi air laut adalah :
1. Peningkatan kemampuan personil untuk membuat dan menggunakan SKEA.
2. Adanya skala nasional tentang derah ombak yang bisa digunakan sebagai acuan untuk pengembangan daerah ombak di lokasi lain.
3. Dari aspek pariwisata akan mengembangkan daerah tujuan wisata ilmiah.
1. Kelebihan
Kelebihan dari teknologi ini adalah :
1. Ramah lingkungan
2. Biaya investasi awal lebih murah
3. Hemat energi, karena didapat dari energi ombak
2. Kekurangan
Kekurangan dari teknologi ini adalah :
1. Teknologi kurang dikenal masyarakat
2. Untuk memperoleh energi yang besar, diperlukan jumlah yang banyak
3. Belum ada niat baik dari pemerintah atau instansi yang berwenang dalam sosialisai teknologi ini.
B. Saran
1. Diharapkan adanya penelitian lebih lanjut mengenai pemanfaatan energi ombak untuk destilasi air laut.
2. Kajian yang dirasa perlu diteliti adalah mengenai pengaruh ombak elektromagnetik yang dipancarkan oleh ombak terhadap sistem navigasi pada kapal-kapal yang lewat disekitar laut tersebut.
3. Penelitian selanjutnya juga dapat dilakukan untuk bagian-bagian lain dari destilator, khususnya yang menyangkut teknis.














BAB IV
DAFTAR PUSTAKA


Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/engineering/2146564-metode-sistem-shore/#ixzz0ojhRjfri
http://id.shvoong.com/exact-sciences/engineering/2146557-cara-kerja-pembangkit-listrik-tenaga/#ixzz0ojetxRid
http://carihal.com/info-unik/pembangkit-listrik-tenaga-ombak-pertama-di-dunia/
http://one.indoskripsi.com/node/4025
http://wikipedia .com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar